Rabu, 19 Maret 2014

HARI YANG DIJANJIKAN: NAJIB KAILANI


Pendahuluan
      Sebagaimana novel karya seorang Dr. Najib Kaelany yang lainya; novel yang satu ini merupakan novel sejarah yang didalamnya terdapat cirri – cirri sejarah kawasan benua Afrika tepatnya Mesir. Mesir adalah salah satu Negara yang dari zaman dahulu telah sedang menjadi pusat peradaban uat islam seluruh dunia. Semenjak runtuhnya babilonia yag pada mulanya seagai pusat peradaban Islam. Sekarang, Mesir telah menjadi Negara yang maju atas tekologi dan keilmuanya, salah satunya adalah karya sastra ini. Banyak sekali sebenarnya karya sastra yang terlahir dari para oenulis creative anak bangsa Mesir; salah satuya adalah Najib Kaelany. Beliau adalah seorang seniman yang berhasil mengangkat kisah – kisah sejarah dalam karyanya [epos sejarah]. Sejarah asli kerajaan Mesir semasa perag salib. Salah satuya adalah novel garapanya yang satu ini yang menceritakan seluk beluk perag salib dilihat dari segi sosialnya.

MIDNIGHT'S CHILDREN: SALMAN RUSDHIE

Biography Salman Rushdie
Salman Rushdie bernama lengkap Ahmed Salman Rushdie, ia lahir pada tanggal  19 Juni 1947 di Bombay India.  Ia lahir dari pasangan Anis Ahmed Rushdie dan Negin Butt, ayahnya adalah seorang pengusaha yang telah dididik di Universitas Cambridge, di Inggris. Ketika ia beranjak umur  14 tahun ia dikirim untuk ke Inggris di Universitas Rugby school. Dan pada tahun 1964 orang tua Rushdie pindah ke Karachi, Pakistan, bergabung dengan enggan Eksodus Muslim – selama bertahun – tahun terjadi perang antara India – Pakistan. Ia mendapatkan gelar Sarjana di universitas tersebut, yakni sarjana sejarah. Dan juga Rushdie adalah seorang novelis India. Pada tahun 1968, setelah lulus dari universitas, ia pergi ke Pakistan, di mana keluarganya telah pindah ke tahun 1964, dan menetap di Karachi.  Di Inggris, ia bergabung dengan kelompok teater sebagai aktor. Dia juga bekerja sebagai copywriter freelance untuk Ogilvy dan Mather dan Charles Barker selama hampir satu dekade. 

"Selasa Kelabu", 9 September 2001 Dalam Novel “Tarian Setan” Karya Saddam Hussein


Peristiwa pembajakan dua pesawat Boeing 737 yang ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat oleh Al-Qaeda pada tanggal 9 September 2001 telah mengilhami Saddam Hussein untuk menulis novel yang berjudul “Tarian Setan”. Oleh karena itu saya mengambil judul ‘Peristiwa “Selasa Kelabu”, 9 September 2001 dalam Novel “Tarian Setan” Karya Saddam Hussein’. Secara garis besar tulisan ini mengulas novel Tarian Setan beserta latarbelakang penulisannya. Selain itu saya menyertakan latarbelakang pergolakan yang terjadi di Irak pada saat novel ini dibuat, yaitu agresi militer Amerika Serikat terhadap Irak yang diawali rasa dendam Amerika terhadap aksi terorisme yang dilakukan oleh Al-Qaeda. Kemudian hal tersebut berlanjut dengan tuduhan-tuduhan miring Amerika terhadap Irak dan Presiden Saddam Hussein sehingga memperkuat alasannya untuk menggempur Irak. Bersumber dari semua itu maka lahirlah sebuah karya sastra berbentuk novel yang ditulis oleh mantan presiden Irak, saddam Hussein.
Karya sastra pada dasarnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan sosial. Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki kehidupan sosial yang berbeda dengan bangsa lain. Karya sastra selalu menemukan dimensi-dimensi tersembunyi dalam kehidupan manusia, dimensi-dimensi yang tidak terjangkau oleh kualitas evidensi empiris, bahkan juga oleh instrumen laboratorium (Ratna, 2003:214).

Selasa, 18 Maret 2014

Kompleksitas Konteks Sejarah, Sosial, Budaya Dan Politik Dari Karya Sastra Muslim Di Irak, Iran, Albania, Dan Afghanistan

Prolog
Seorang penulis menciptakan sebuah karya sastra berlandaskan pada bentuk dan isi yang pada dasarnya mewakili ide dan tanggapannya terhadap kehidupan dan segala makna yang ada di dalamnya (C. Brooks dalam Saman, 2001: 45). Sebelum terwujud dalam sebuah karya sastra, seorang pengarang telah melewati berbagai tahapan yang mungkin tidak diketahui oleh orang yang jauh dari lingkungannya. Ia mungkin telah mengembara, melibatkan diri, membaca, menyelidiki, memilih data, mengasingkan diri, dan lain sebagainya. Karya sastra adalah ungkapan perasaan dan potret realitas sosial. Sebagai lembaga sosial yang menyuarakan pandangan dunia pengarangnya, sastra bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi, dan perasaan yang dapat mempersatukan kelompok sosial masyarakat. Bahkan, sastra dapat diposisikan sebagai dokumen sosio-budaya. Sedangkan ide atau gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan suatu karya sastra, menurut Fananie, disebut dengan tema. Tema dalam sebuah karya sastra menempati posisi yang sangat penting karena tema merupakan ide pusat yang terdapat dalam karya sastra.
Ada banyak tema yang digunakan oleh setiap pengarang dalam mengungkapkan idenya tersebut. Dari sekian banyak tema tersebut, satu di antaranya adalah tema perang. Terciptanya karya sastra bertema perang merupakan ketukan yang terpancar dari hati seorang penulis untuk merekamkan kembali peristiwa-peristiwa yang pernah dialami atau didengarkannya ke dalam bentuk realitas yang dianggapnya sesuai serta memiliki kapabilitas oleh proses penulisannya.

Bayang-Bayang Hitam, Najib Kailani



Dalam novel ini Najib Kailani mencoba mengungkap nilai-nilai kemanusiaan dari sebuah pergolakan ideology yang terjadi di negeri Ethiopia. Sebuah kegelisahan seorang  Iyasu  yang tidak pernah puas dengan kondisi sekitarnya yang penuh dengan kemunafikan dari para pemuka agama. Sebuah pencarian yang dalam tentang nilai-nilai universal kemanusiaan. Tentang kebebasan beragama, ketenangan, kejujuran, dan tentang agama kebenaran. Pencarian yang akhirnya ia harus terusir dari kekuasaannya karena ia terus berpegang teguh dengan apa yang diyakininya. Dan pada akhirnya pula Ethiopia harus jatuh ke tangan Negara lain, akibat dari ketamakan seorang Tafari, seorang gubernur di salah satu wilayah Ethiopia yang juga seorang kerabat kekaisaran. Karena dia tidak setuju dengan usulan-usulan kaisar muda yang memberikan kebebasan beragama bagi rakyatnya.
Perang Dunia I sudah lama berakhir. Dia telah menjadi bagian dari sejarah. Paling tidak, ia menjadi saksi atas kekalahan Turki melawan Negara-negara sekutu yang menyebabkan negeri tua itu runtuh pada tahun 1924 M. di tangan Sultan Abdul Hamid II Turki mengalami kehancuran yang disebabkan oleh Mustafa Kemal At- Taturk. Namun, jauh sebelum itu ia telah menjadi singa ompong yang hanya mampu menkaut-nakuti orang saja. Banyak pejabatnya yang korup dan sudah tidak memperhatikan rakyatnya. Yang mereka pikirkan hanyalah kesenangan diri dan keluarga masing-masing. Dan rasanya tidak ada yang patut dicontoh dari semua ketamakan itu, dan tidak pula patut untuk dikenang dari semua kepahitan itu selain pelajaran. Dan inilah yang dengan baik ingin diungkap dan diberikan oleh Najib Kailani dari novelnya. Secara tidak langsung, dengan berkaca pada peristiwa-peristiwa di atas Najib Kailani mencoba menggambarkannya dalam novel yang berjudul Bayang-Bayang Hitam.

"Kimya Putri Rumi"Karya Maurel Maufroy

            Alasan utama saya mengangkat tema ini adalah ketertarikan saya terhadap pengarang yang menampilkan perempuan sebagai tokoh sufi yang sejarah kehidupannya dan dikaitkan dengan tokoh sufi terkenal sepanjang masa, Jalaludin Rumi atau yang secara singkat dipanggil Rumi adalah hal esensial yang ingin ditunjukkan pengarang. Selama ini, seperti yang kita ketahui, sangat jarang ada sebuah karya sastra yang mengangkat karakter perempuan dalam tema-tema bersifat sufistik. Jika berbicara mengenai hal ini maka tidak bisa dilepaskan dari teori-teori mengenai karya yang melibatkan perempuan sebagai pengarang maupun sebagai karakter dalam suatu karya. Salah satu tokoh yang menyinggung mengenai hal ini adalah Mary Wollstonecraft. Ia mendekonstruksi deskripsi karakter perempuan dalam banyak karya ‘picisan’ yang dibuat oleh pengarang laki-laki. Mary menentang seluruh gambaran negatif yang mendiskreditkan peran perempuan yang selalu ada di bawah dominasi kaum pria. Namun, sebelum beranjak ke teori dan berbagai penjelasannya, pada awal tulisan akan terlebih dahulu menyinggung sedikit mengenai unsur ekstrinsik yang menjadi subtansi dasar dalam novel ini.

SULTAN DARI PALERMO: TARIQ ALI

Awal Narasi
Seorang Sultan di Palermo adalah novel keempat dalam serial tetralogi novel sejarah Islam karya Tariq Ali. Tiga novel pertama adalah Bayang-Bayang Pohon Delima yang berlatar Spanyol, Kitab Salahuddinyang berlatar Timur Tengah, dan Perempuan Batu yang berlatar Turki. Novel ini meskipun berjudul Seorang Sultan Dari Palermo akan tetapi tokoh utama dalam novel ini adalah Muhammad al-Idrisi, Ilmuwan pembuat peta terkemuka yang juga seorang pecinta yang berkobar-kobar. Cetita dalam novel ini berjalan dengan kisah menarik antara Sultan Rujari atau lebih dikenal denga Raja Roger II dangan tokoh utama dalam novel ini. setting tempat dalam novel ini adalah pulau Sisilia pada abad kedua belas. Pada saat itu ummat islam banyak yang masih menghuni pulau ini meskipun pulaui ini telah diambil alih oleh Dinasti Normandia. Novel historis ini berhasil menelusuri akar konflik berabad-abad antara peradaban Islam dan Barat, tokoh dalam novel inipun merupakan tokoh nyata yang hidup pada masa itu, akan tetapi tetap dibumbuhi dengan tokoh-tokoh khayalan yang ditampilkan.

Minggu, 16 Maret 2014

Memahami Novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy Melalui Pendekatan Sosiologi Sastra


          Salah satu jenis karya sastra yang menarik untuk dikaji ialah novel. Pengkajian terhadap salah satu genre karya satra tersebut dimaksudkan selain untuk mengungkapkan nilai estetis dari jalinan keterikatan antar unsur pembangunan karya satra tersebut, juga diharapkan dapat mengambil nilai-nilai amanat di dalamnya. Nilai-nilai amanat itu merupakan nilai-nilai universal yang berlaku bagi siswa seperti nilai moral, etika, religi. Nilai-nilai amanat itu tercermin dalam tokoh cerita, baik melalui deskripsi pikiran, maupun perilaku tokoh.
Novel selain untuk dinikmati juga untuk dipahami dan di manfaatkan oleh masyarakat. Dari sebuah novel dapat diambil banyak manfaat. Karya satra (novel) menggambarkan pola pikir masyarakat, perubahan tingkah laku masyarakat, tata nilai dan bentuk kebudayaan lainnya. Karya sastra merupakan potret dari segala aspek kehidupan masyarakat. Pengarang menyodorkan karya satra sebagai alternatif untuk menghadapi permasalahan yang ada mengingat karya satra erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa  sastra diciptakan tidak dalam keadaan kekosongan budaya.

Jumat, 14 Maret 2014

THE GIRL OF KOSOVO: ALICE MEAD


Sinopsis novel The Girl of Kosovo
The Girl of Kosovo adalah merupakan sebuah novel yang menceritakan mengenai seorang anak perempuan yang sedang berada di tengah-tengah kondisi peperangan "ethnic cleansing"(pembersihan etnik) oleh pasukan (etnik) Serbia terhadap etnik Serbia. Peperangan yang dimaksud adalah perang Kosovo yang berlangsung pada tahun 1998-1999. Seperti yang ada dalam kutipan:

The war in Kosovo broke out in March of 1999 where fate was to lend a hand in the form of The Girl from Kosovo, and the man known now as Max Lomax, hero and savior was hiding in full view of his enemies.

Pada tahun 1998, militer Serbia mengintensifkan upayanya untuk mengusir etnik Albania (Bosnia) dari Kosovo. Pembersihan etnis memaksa banyak keluarga untuk mencari perlindungan untuk keselamatan di perbukitan dan pegunungan sekitarnya. Tentara-tentara Kosovo berjuang untuk kemerdekaan dan mepertahankan diri di Kosovo. Kesimpulan yang dapat ditemui dari berbagai sumber bahwa cerita The Girl of Kosovo menceritakan mengenai Zana Dugolli, yang merupakan anak yang berumur sebelas tahun yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kondisi peperangan tersebut. Dia tidak bisa berbahasa Rusia maupun Persia (bahasa-bahasa yang digunakan oleh negara tetangga Albania) serta dia selalu khawatir dengan keadaan ibu dan ayahnya, saudara laki-lakinya, peternakan, dan kebun apel milik keluarganya. Dia sudah kehilangan sahabatnya. Pada akhirnya, ayah dan dua saudaranya pun dikabarkan tewas dalam serangan peperangan. Akibat peperangan ini pun, kakinya hancur diakibatkan pecahan peluru.

Selasa, 11 Maret 2014

PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA NAWAL EL SAADAWI


Pendahuluan

Karya sastra Muslim di Timur Tengah adalah sebuah karya sastra yang berisi tentang berbagai dimensi kehidupan  masyarakat Muslim di Timur Tengah, mulai dari budaya, tradisi, setting, dan yang terpenting adalah latar belakang pengarang berasal dari Timur Tengah. Ia bersifat realis, tidak bersifat fantasi. Di antara salah satu karya sastra yang lahir di wilayah ini adalah Perempuan di Titik Nol (PTN) karya Nawal el Saadawi.

            Nawal el Saadawi adalah seorang dokter bangsa Mesir. Ia terkenal di seluruh dunia sebagai novelis dan penulis wanita pejuang hak-hak wanita. Dilahirkan di sebuah desa bernama Karf Tahla di tepi sungai Nil, ia memulai prakteknya di daerah pedesaan, kemudian di rumah sakit - rumah sakit di Kairo, dan terakhir menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat Mesir.

            Kehadiran Nawal dalam mendobrak ketidakadilan atas perempuan Mesir, menakuti Anwar el Sadat selaku pimpinan Negara pada saat itu. Nawal dianggap membahayakan nasionalis Mesir dengan karya-karyanya yang mencoba menyudutkan budaya patriarki sebagai budaya yang memiliki pengikut terbanyak di Mesir kala itu. 

Sabtu, 01 Maret 2014

BEBERAPA ASPEK DALAM NOVEL “ SAMIRA AND SAMIR” KARYA SIBA SHAKIB





Sekilas Biografi Siba Shakib
Siba Shakib lahir di Teheran Iran. Dan bersekolah di Jerman University of Heidelberg. Penulis dan Fabricator dari dokumenter dan film, telah melakukan perjalanan ke Afghanistan beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, mengunjungi utara dan wilayah dikendalikan oleh Taliban . Beberapa film dokumenter-nya telah memenangkan penghargaan, termasuk menjadi saksi kengerian hidup di Afghanistan dan nasib wanita Afghanistan. Dia tinggal di New York , yang ' Italia dan Dubai .
Sebelum menulis novel pertamanya, Siba Shakib adalah seorang wartawan musik dan presenter radio. Bekerja sama dengan artis pendatang baru tetapi juga dengan musik besar, antara lain diwawancarai untuk televisi Miles Davis , Tina Turner dan Mick Jagger . Selama wawancara dan pembicaraan telah menawarkan pertimbangan politik sering dengan sukses besar di antara penonton remaja.. Tahun-tahun berikutnya, mulai memproduksi film dan dokumenter yang bersaksi dengan situasi ekonomi dan sosial yang membutuhkan di berbagai belahan dunia.

Minggu, 02 Februari 2014

AKULAH ANGIN ENGKAULAH API: HIDUP DAN KARYA JALALUDDIN RUMI


Di dalam buku ini Annemarie Schimmel menggambarkan sosok Jalaluddin Rumi yang selalu menjadi pusat perhatian dunia. Pada bagian awal, Schimmel menjelaskan tentang perjalanannya menuju tempat pemakaman Rumi yakni Konya. Disana makam maulana disebut dengan Yesil Turbe (kubah hijau). kemudian Schimmel menceritakan tentang pertemuan pertama maulana dengan seorang darwis yag bernama Syamsuddin Tabriz. Bagi Rumi syams merupakan matahari yag luar biasa yang mengubah aseluruh hidupnya,  membakarnya, membuatnya menyala, dan membawanya kedalaman cinta yang sempurna. Jalaludin dan syams tidak terpisahkan lagi dan menurut riwayat selama berbulan-bulan dapat berthana hidup tanpa kebutuhan-kebutuhan dasar manusia ketika mereka bersama-sama menuju cinta tuhan. Suatu hari syams dikabarkan menghilang. Jalaluddin merasa patah hati karena berpisah denga mataharinya. Saat itu jalaludin bingung dan kahirnya ia menuliskan syair-syair.

Rabu, 22 Januari 2014

Sinopsis Novel "Paradise" Karya Abdulrazak Gurnah



Judul                           : Paradise
Judul Asli                    : Paradise
Penulis                         : Abdulrazak Gurnah
Penerjemah                  : Rika Iffati Farihah
Tahun terbit                 : Februari 2007
Penerbit                       : HIKMAH, Bandung
Jumlah halaman           : 387

 Synopsis
Suatu hari di Afrika Timur, di usianya yang kedua belas, Yusuf harus pergi meninggalkan keluarganya. Dia digadaikan sebagai budak kepada Paman Aziz, seorang saudagar, untuk menjamin utang ayahnya. Kemudian dia dipercaya ikut sang Saudagar berkelana dengan rombongan caravan dagangnya untuk berdagang. Perjalanan melintasi benua Afrika yang penuh keindahan surgawi itu tak berjalan mulus. Pergolakan kekuasaan yang saat itu terjadi membuat rombongan karavannya harus berhati-hati. Yusuf yang muda dan belum berpengalaman belajar tentang kehidupan ketika memasuki dunia yang penuh dengan peperangan dan kebencian antarsuku, agama, takhayul, wabah dan perbudakan anak. Masing-masing suku punya aturan dan karakter sendiri-sendiri, seperti diungkapkan salah seorang rombongan caravan terhadap orang-orang suku barbar “untuk menjadi pendekar penuh, mereka harus berburu singa dan membunuhnya, lalu memakan kemaluannya. Tiap kali mereka memakan sebuah penis, mereka boleh menikahi seorang perempuan,dan semakin banyak penis yang mereka makan,semakin terpandanglah mereka dikalangan orang-orang sebangsanya”, “demi Allah aku mengatakan yang sebenarnya, dan setiap kali mereka membunuh seorang manusia, mereka memotong salah satu bagian tubuhnya dan menyimpanya dalam kantong khusus”. 

Jumat, 06 Desember 2013

Hakikat Manusia Dalam Matsnawi Jalal al-Din al-Rumi

“Karena itu, sementara dalam bentuk engkau adalah mikrokosmos,
pada hakikatnya engkau adalah makrokosmos.
Tampaknya ranting itu tempat tumbuhnya buah
padahal ranting itu tumbuh justru demi buah.
Kalau bukan karena mengharap dan menginginkan tubuh,
betapa pekebun itu akan menanam pohon.
Jadi sekalipun tampaknya pohon itulah yang melahirkan buah
(Tapi) pada hakikatnya (justru) pohon itulah yang lahir dari buah.”
(The Mastnawi 4:30)

Maulana Jalaluddin Rumi al-Balkhi adalah seorang arif besar. Beliau lebih dikenal dengan Maulawi Rumi, dan merupakan sastrawan Persia abad ke tujuh Hijriah. Salah satu karya masterpiece-nya adalah Matsnawi, yang isinya membahas tentang banyak hal. Dalam buku Menapak Jalan Spiritual, Murtadha Muthahhari mengatakan, “Matsnawi merupakan samudra filsafat dan irfan, yang sarat dan penuh dengan berbagai hal yang pelik yang bersifat spiritual, sosial dan irfan.”

Minggu, 01 Desember 2013

Beragam Tafsir Sastra Islam

Sastra Indonesia, ilustrasi
Sastra Indonesia, ilustrasi


                                                            

Oleh Afriza Hanifa
REPUBLIKA.CO.ID, Kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan Islam ialah manifestasi rasa, karsa cipta, dan karya manusia dalam mengabdi kepada Allah.

         Ketika Cinta Bertasbih, Ayat-Ayat Cinta, Negeri 5 Menara, 99 Cahaya Langit Eropa, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan Hafalan Shalat Delisa merupakan contoh beberapa novel fiksi Islami yang beberapa waktu terakhir menjadi bestseller di Indonesia. Sebagiannya bahkan difilmkan di layar lebar. Namun, novel hanyalah satu dari beragam jenis karya sastra. Pada masa lalu, sastra bernapaskan Islam lebih mendapat tempat dalam perkembangan masyarakat. Sastrawan Muslim mengambil banyak bagian dalam sejarah sastra Indonesia. Sebut saja, Hamzah Fansuri, Nuruddin ar-Raniri, Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Hamka.

Pencitraan Allah dalam Syair-Syair Hamzah Fansuri

     Sosok dan karya intelektual Hamzah Fansuri terus menerus menjadi perbincangan hangat di kalangan para pengkaji dan pemerhati sufis, sejarah Islam di Nusantara, dan sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia. Sekalipun, dimunculkan dalam sosok yang dianggap kontroversial karena pandangan-pandangan atau cara mengekspresikan pandangannya yang berbeda, namun Hamzah Fansuri tetap memiliki akar sejarah dan intelektual dalam pararelisme sejarah dan intelektual Islam Indonesia. 
      Di bawah ini disajikan tulisan yang ditulis oleh Nab Bahany AS tentang  “Eksistensi Allah dalam Syair-Syair Hamzah Fansuri”. Di dalamnya konsepsi Allah dari Hamzah Fasuri dibedah dari berbagai segi, dan hasilnya adalah konsepsi Allah dari Hamzah Fansuri tetaplah monoteistik dan tidak keluar dari ajaran Islam mainstream.  


“Eksistensi Allah" dalam Syair Hamzah Fansuri
Nab Bahany As

Banyak dari kalangan Sejarawan, Sastrawan, dan Budayawan di berbagai belahan dunia yang menaruh minat untuk mengkaji perkembangan sejarah sosial intelektual Islam di Nusantara. Berbagai dinamika intelektual dan pergulatan sosial-budaya dalam perjalanan sejarah Islam di Nusantara dari zaman ke zaman ini memiliki daya tarik, akar sejarahnya sendiri, dan "semangat zaman"nya sendiri. Di antara tokoh Sufi dan Sastrawan terkenal di Nusantara (dan dunia Melayu) adalah sastrawan klasik dan ulama sufi terkenal dari Aceh, yakni Syeihk Hamzah Fansuri (1607). Dalam sejarahnya ia dikenal sebagai tokoh pelopor lahirnya kesusastraan Melayu Indonesia. Mengenai identitas Syeikh Hamzah Fansuri, sebuah syair yang disusunnya menyebutkan:

Engkau Bersama Sang Sahabat Sekarang

Aku Berharap, 
Aku mampu menunjukkan kepadamu, 
Ketika engkau kesepian, atau berada dalam kegelapan
Cahaya Mempesona Wujudmu Sendiri

(Hafidz al-Syirazi)

     Pada penggalan puisi di atas, Hafidz menggambarkan sebagian persiapan yang dibutuhkan untuk "Perjalanan Cinta" ruhaniyah, yakni sahabat (atau lebih utamanya adalah mursyid [sang guru]. Tanpa kehadiran sang guru, yang juga memosisikan diri sebagai sahabat, perjalanan menuju Sang Kekasih, akan sangat mungkin tidak terarah, terjal, dan tersesat. Oleh karena itu, keberadaan sang guru diperlukan sebagai pembimbing dan penunjuk jalan. Pada bagian lain, Dia mendesak kita untuk membuang perilaku-perilaku negatif yang telah menjadi kebiasaan dan sifat-isfat yang tidak perlu, yang hanya akan membebani diri kita. Untuk melakukan perjalanan ini, kita harus ringan, senang dan bebas untuk menari (menapaki perjalanan Cinta menuju sang Khalik)

Sumber:
  1. Daniel Ladinsky, Hafidz: Aku Mendengar Tuhan Tertawa, Surabaya: Risalah Gusti, 2005.