Senin, 22 April 2013

Membaca Ulang Dunia Timur Lewat Karya Najib Kilani dalam "Melodi Kaki Langit"

 
Sumber Gambar: 
http://www.bukukita.com/Buku-Novel/Spiritualitas/105047-Melodi-Kaki-Langit.html


 
Latar Belakang Masalah 
           Karya sastra adalah hasil pengejawatahan berpikir kreatif-imajinatif seorang pengarang atas realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya, baik yang memiliki hubungan sebab akibat langsung terhadap dirinya maupun yang terjadi di luar dirinya dan dituangkan dalam media yang dikehendakinya pula. Ia juga terkait dengan proses pengelolaan pengembaraan emosional dan imajinasi terhadap segala yang dirasa dan dialami dalam kehidupan fisik dan batinnya. Begitu pula dengan ide dan gagasan pengarang. Bersandar pada teori mimetik dan atau homologus, imajinasi pengarang lahir dari kondisi sosial yang dialami oleh pengarang itu sendiri, maka dari itu karya sastra yang dibuat seorang pengarang tentunya bersandar dan mencerminkan pada kenyataan sosial pada saat karya itu dibuat. Jika karya tersebut lahir dalam kondisi sosial yang baik maka karya sastra yang dihasilkannya akan baik pula, dan jika karya sastra tersebut lahir dalam kondisi sosial yang buruk maka karya sastra yang lahir akan buruk pula. Karya sastra dapat diposisikan sebagai representasi dari nilai, norma, dan tata perilaku dari masyarakat yang mengitarinya. 
          Sebuah karya sastra juga memiliki peran yang penting dalam masyarakat, selain merupakan refleksi dari kondisi sosial masyarakat, karya sastra juga memiliki kemampuan untuk menggugah perasaan orang lain untuk berpikir tentang kehidupan dan permasalahannya. Membangun sebuah konsep pemikiran melalui karya sastra ternyata mampu memberikan ruang kepada para pembaca untuk menelisik karya itu tidak hanya mengenai struktur dalam pembangunnya namun juga segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala kemasyarakatan yang melingkupinya. Berbagai ideologi kemudian ditawarkan, salah satunya adalah wacana orientalisme yang dibangun Barat, yang kemudian membentuk konsep Barat yang dinamis dan Timur yang statis. Konsep Timur bukan lagi hanya menjadi bentukan letak geografis melainkan juga menjadi bentukan secara kultural, bahwa yang disebut Timur adalah konsep semua yang ada diluar peradaban Barat. Konsep Timur adalah sesuatu yang misterius namun juga segala sesuatu itu masih orisinil sehingga lebih dekat pada konsep surgawi. Dengan konsep itu pula muncul wacana East as the Paradise.

Kompleksitas Sosial-Budaya Yang Mengitari Perkembangan Sastra Muslim Modern di Wilayah Afrika


Sebagai salah satu produk budaya manusia, sastra dalam perkembangannya tentu senantiasa mengiringi perubahan dan perkembangan masyarakat pendukungnya. Kelahiran sastra di mana dan kapan pun berada tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pembacanya. Kebermaknaan sebuah karya sastra lahir akibat adanya resepsi dari pembaca. Masyarakat pembaca dalam hal ini akan bisa melakukan resepsi maupun apresiasi, bila karya sastra itu menampilkan sesuatu yang tidak jauh dan asing dari kehidupan mereka, karena medium sastra, baik lisan atau tulis, adalah bahasa dan bahasa itu sendiri merupakan produk sosial. Tidaklah berlebihan, bila ada yang menyatakan bahwa karya sastra adalah sebuah “dokumen,” kesaksian tentang suasana hati dan pikiran masyarakat dan zaman penciptaannya (Taufik Abdullah, 1991: 45). Dengan demikian, bila masyarakat pendukungnya selalu dalam proses evolusinya maka tidaklah bisa diandaikan bahwa karya sastra yang dilahirkan atau yang mengawalnya tidak mengalami evolusi perkembangannya.