Tulisan di bawah ini sangat menarik dan menggelitik untuk dicerna dan dikritisi. Di dalamnya digambarkan bagaimana ironi dialaketis antara variasi identitas yang dimiliki oleh pengkaji (sastra) telah memberikan variasi persepsi dan intertpretasi ketika melihat ajaran Islam dan ekspresi pencapaian intelektualitas dan kultural dari kalangan Muslim. Selamat mencerna tulisan di bawah ini.
Sastra Islam Kita Kini
Oleh: Budi P Hatees.
Para sastrawan kita, yang namanya selalu diapungkan setiap kali dibicarakan tentang sastra religius bernafas Islam, senantiasa sibuk menulis karya sastra dengan teks-teks yang selalu tentang negasi hitam dengan putih. Hitam melambangkan jalan kejahatan dan putih simbol dari jalan Allah.