Senin, 28 November 2011

Beberapa Puisi Sana'i


We tried reasoning
our way to Him:
it did not work;
but the moment we gave up,
no obstacle remained.


He introduced himself to us
out of kindness: how else
could we have known him?
Reason took us as far as the door;
but it was his presence that let us in.


But how will you ever know him,
as long as you are unable
to know yourself?

Minggu, 27 November 2011

Sana'i: Guru Para Penyair Sufi

Hakim Sina'i

Ia dikenal sebagai salah satu guru Jalal al-Din Rumi. Annemarie Schimmel memujinya setinggi langit sebagai "guru para Sufi Persia". Hanya sayang, catatan biografinya dan karyanya masih sedikit yang dipublikasikan. Masih banyak tulisan mengenainya dalam bentuk manuskrip yang tersimpan di berbagai institusi dan museum. Seorang ahli yang bernama Zakariyya Al Qazwini menggambarkan Sanai sebagai seorang bijak dan mistikus yang hidup di ”tempat-tempat berantakan”, dalam kemiskinan yang menekan diri dan mengembara dengan kaki telanjang. Banyak lika-liku hidupnya yang menarik. Salah satunya  Sanai pernah digolongkan sebagai orang yang keluar dari Islam.

Jumat, 25 November 2011

Kedekatan Goethe dengan Islam

BONN (03/03/2010)--karya-karya raksasa sastra dunia dan sastrawan terbesar Jerman Johan Wolfgang von Goethe, berkeliling Jawa Tengah. Yang membawanya adalah ahli sastra Indonesia Universitas Bonn yang juga penerjemah seri sastra Jerman, Berthold Damshäuser, didampingi sastrawan perempuan yang baru kembali dari Jerman, Dorothe Rosa Herliany, dan penyair Susiawan Leak. Rangkaian pembacaan dan diskusi sajak-sajak karya Goethe ini dilangsungkan di Universitas Sunan Muria Kudus, Universitas Diponegoro Semarang, Taman Budaya Surakarta Solo dan Pondok Pesantren Tegolrejo. Acara berlangsung sekitar hari Maulud Nabi tempo hari.

Fenomena 1001 Malam

Hikayat 1001 Malam yang merupakan sumbangsih peradaban Islam, kini telah menjadi cerita rakyat seluruh dunia. Sastra epik Arab di zaman kekhalifahan itu telah memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia terutama dalam bidang kebudayaan. ’Buku ibu’ sastra tradisional Arab. Begitulah para sastrawan dunia menjuluki kitab alf layla wa-layla (hikayat 1001 Malam). Karya sastra epik Arab terbaik yang amat fenomenal itu merupakan buah karya para sastrawan Muslim di era keemasan. Meski telah berusia 12 abad, hikayat 1001 Malam masih memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya Arab maupun non-Arab.

Syair Ikan Tongkol Hamzah Fansuri

ikan tunggal bernama fadhil
dengan air daim ia washil
isyqinya terlalu kamil
di dalam laut tiada bersahil

ikan itu terlalu ali
bangsanya nurur-rachmani
angganya rupa insani
da'im bermain di lautan baqi

Selasa, 15 November 2011

Syams al-Din Sumatrani

Sejak lama Aceh telah dikenal sebagai satu-satunya daerah di Nusantara yang aksentuasi keislamannya paling menonjol. Pencitraan ini muncul karena banyak faktor, a) hubungan dagang dan diplomatik antara kerajaan-kerajaan di wilayah Melayu (misalnya Sriwijaya, Samudera Pasai, dan Aceh Darussalam) dengan Timur Tengah dan Eropa yang sudah berlangsung lama; terlebih ketika kerajaan Samudera Pasai dan Aceh Darussalam mendapatkan pengakuan dari Kerajaan Turki Utsmani dan mendapatkan restu "kekhalifahan" dan  "kesultanan" dari Syarif-Syarif di Haramayn, b) kerajaan Islam di Nusantara yang paling dekat ke Haramayn (Makkah dan Madinah) berada di Aceh, yakni Samudera Pasai dan Aceh Darussalam, yang kemudian menjadi gerbang masuknya Islam ke wilayah Nusantara lainnya, termasuk ke Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dll. c) Banyaknya ulama dan intelektual Muslim lainnya yang singgah ke wilayah ini, termasuk hidupnya dialog-dialog (polemik) intelektual keislaman, yang pada gilirannya mengharumkan nama Aceh sebagai bumi kaum Muslim, yang corak ke-Islaman--nya, diklaim, melebihi keislaman wilayah lainnya; d) Posisi strategis dari Aceh, terutama karena keberadaan beberapa pelabuhan besar, termasuk Malaka, yang memungkinkan daerah ini menjadi salah satu wilayah strategis yang memainkan peran signifikan dalam bidang politik, ekonomi, intelektualisme, dan Islamisasi Melayu dan Nusantara.

SONG OF A PROPHET


By Paul Bergner

While crafting pots of clay
My mind would stray
One day You came,
Filled pot and potter just the same

I taught a parrot how to speak:
Allah hu, Allah hu
The day You heard our words
Everything I saw or heard was you

Sabtu, 12 November 2011

Al-Hallaj: Elegi Rindu Tuhan


AL HALLAJ, SYAHID AL-‘ISYQ AL-ILAHI 
(MARTIR RINDU TUHAN)
Oleh: KH. Husein Muhammad
Jumat, 27 Agustus 2010 00:00

Malam ini menyenangkan. Pertemuan dalam ruang di mana ekspresi pikiran dan spiritual bisa berkelana ke mana ia suka, membuat hidup jadi bergairah dalam pendar-pendar cahaya. Tetapi ini mungkin sejenak saja. Sebab di ruang lain setelah ini kita masih menyaksikan, pedang-pedang masih berkeliaran. Pedang-pedang itu siap ditebaskan ke leher siapa saja yang dianggap menghujat Tuhan, sambil berteriak : Tuhan Maha Besar”. Al Hallaj, bilang kepada mereka: “Kalian bohong. Kalian ingin menyaingi Tuhan”. Dan Hallaj ditangkap ramai-ramai.
Al Hallaj adalah ikon mistikus paling melegenda di jagat raya sufisme. Namanya tak pernah berhenti disebut orang sepanjang masa, dalam nada puja-puji yang memabukkan maupun sumpah serapah dan dendam kesumat yang tak pernah selesai. Cerita tentang orang besar ini sarat dengan beragam mitos dan dongeng-dongeng yang memesona sekaligus merobek-robek nurani.

Minggu, 06 November 2011

Taufiq Ismail: Kualitas Sastra Tentukan Peradaban


Yogyakarta - Sastra adalah karya cipta dan rasa. Kegiatan kreatif ini juga bisa menjadi sarana untuk pembentukan karakter suatu bangsa yang beradab. Apalagi, dalam sastra kaya akan nilai-nilai. Jika kualitas sastra menurun, bagaimana dengan pembentukan karakter bangsa beradab yang ingin dicapai? Sastrawan Taufiq Ismail menyampaikan kegelisahannya itu dalam sarasehan kebudayaan bertema ‘Menemukan Kembali Esensi Kebudayaan Indonesia dalam Rangka Membentuk Karakter Bangsa’ di Auditorium UNY, Kamis (27/10/2011). Event digelar oleh Komunitas Studi Budaya, UKMF Muslim Al-Huda dan Mahasiswa FBS UNY.
       Dalam penilaian Taufiq, keberlangsungan sastra harus terus digalakkan dan digiatkan sejak dini. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan. Diakui, meskipun saat ini banyak bermunculan sastrawan dengan hasil

Raja Ali Haji: Gurindam Dua Belas

 

Tokoh ini terkenal sebagai ulama serta budaywan dan sastrawan Melayu terkemuka pada abad 19 dengan karya kaya beraliran Riau. Beliau lahir sekitar tahun 1809 di Pulau Penyengat, sebuah daerah yang dikenal sebagai pusat keilmuan Melayu Islam penting di abad ke 19. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di pulau Penyengat pada tahun 1872. 
 Raja Ali Haji adalah keturunan bangsawan Bugis yang mendiami Pulau Penyengat, tidak jauh dari Tanjungpinang (Pulau Bintan). Ayahnya bernama Raja Ahmad. Sementara kakeknya bernama Raja Haji, seorang pahlawan Bugis terkenal. Ia tercatat juga pernah menjabat sebagai yamtuan muda (yang dipertuan muda-perdana menteri) ke-4 dalam Kesultanan Johor-Riau. Orang-orang Bugis tiba di kawasan tersebut sekitar abad 18. Pada saat yang bersamaan tengah terjadi perebutan kekuasaan antara para pewaris