Sabtu, 30 April 2011

Sastra dalam Peradaban Islam

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai literature. Menurut Oxford English Dictionaryliterature berasal dari kata ‘littera’ yang berarti huruf atau tulisan yang bersifat pribadi. Makna literature identik dengan semua karya tulis manusia, dan tidak memiliki penunjukkan pada kitab suci, karena masyarakat Eropa (dan Amerika), diasumsikan, tidak memiliki agama yang memiliki kitab suci. Demikian pula, kata literature identik dengan sastra tulisan, karena masyarakat Eropa sangat sedikit memiliki sastra lisan. Hampir semua sastra lisan di Eropa (dan Amerika) telah tertuliskan. Oleh karenanya, sastra lisan tidak mendapatkan tempat yang luas dalam tradisi pengkajian sastra di Eropa (dan Amerika).  

Berbeda dengan kata literature, kata Sastra berasal dari kata Shastra (Sansakerta), yang berarti tulisan atau kitab suci; dengan demikian pada bahasa Sankrit, term sastra terkait erat atau melekat dengan kitab suci. Dengan kata lain, sastra adalah kitab suci dan kitab suci adalah sastra. Persoalannya kemudian adalah ketika kata sastra ini diadopsi/dipinjam oleh bahasa Indonesia (dan lainnya), kata sastra ini telah mengalami perubahan semantik, yakni meliputi semua karya tulis, terutama yang profan, atau mirip dengan pemaknaan literatur.

Selasa, 26 April 2011

PERIODESASI SEJARAH SASTRA MUSLIM

 

Kendala Periodesasi Sastra Muslim
     Tidaklah mudah untuk membuat pembabakan atau periodesasi sastra di dunia Islam. Faktor utamanya adalah karena periodesasi umumnya menjadikan "peristiwa besar" dalam bidang itu sebagai patokan peralihan, perubahan, atau pergantian periode, dari satu periode ke periode lain; sementara peristiwa besar dalam proses dan hasil "bersastra" dari masyarakat Muslim yang menjadi patokan peralihan dari periode ke priode sangat sulit diidentifikasi, bersifat relatif, dan sangat debatable. Misalnya, apakah yang menjadi patokan peralihah sastra itu ditandai dengan perubahan bahasa yang digunakan? atau perubahan bentuk [genre] sastra?, atau perubahan tema-tema sastra?, atau pergantian tokoh-tokoh sastra? atau perubahan zaman atau masa bersastra terkait dengan kekuasaan politik?

Minggu, 24 April 2011

WILAYAH KAJIAN SASTRA MUSLIM

       Objek kajian dari Sastra Muslim terdiri dari dua aspek, yakni 1) teks [tulisan dan lisan dengan berbagai variasinya], dan 2) aktivitas bersastra [proses kreatif dan perform]. Oleh karena itu, wilayah kajian sastra muslim terkait dengan dua aspek di atas. Sebagian pakar membagi wilayah kajian sastra [muslim] menjadi tiga aspek yakni a) sejarah [survey], b) karya [works], dan c) genre sastra. 
       

Jumat, 22 April 2011

Menuju Pemahaman Tentang Sastra Muslim

Prolog
         Sastra adalah bagian dari seni merangkai kata dan makna, baik melalui lisan, tulisan, maupun kombinasi lisan dan gerak, untuk mengekspresikan dan menggapai inti keindahan, nilai-nilai universal, dan fenomena emosional, terutama kebahagiaan. Bagaikan cermin dari segala yang hidup di kalangan bangsa-bangsa di dunia, termasuk kaum Muslim, seni bersastra ini memantulkan dimensi-dimensi kehidupan kaum muslim, baik yang bersifat spiritual, sosial, politik, maupun yang lainnya, serta baik dalam tingkat individu maupun komunitas (ummah).  Oleh karena itu, pada satu sisi, aktivitas bersastra terkait erat dengan karakteristik kemanusiaan sendiri, artinya ia melekat dengan kehidupan-psikologis setiap individu manusia, yang kemudian membentuk karakter individu dan komunitas. Pada sisi lain, aktivitas bersastra berjalin kelindan dengan dimensi norma-norma dan nilai-nilai estetis, etis, metafisis, dan logis yang ada pada setiap individu dan komunitas tersebut.