Kamis, 26 Mei 2011

Perkembangan Sastra Masa Turki Utsmani

    Masa 1300-1800 disebut sebagai masa pertengahan dunia Islam. Pasca keruntuhan Baghdad oleh bangsa Mongolia di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258, dunia Islam tidak mempunyai sentral kekuasaan politik yang sebesar kekuasaan Bani Abbasyiah di Baghdad atau sebesar kekuasaan Bani Umayyah di Andalusia (Spanyol). Karenanya, kekuasaan politik Islam tersebar di berbagai kesultanan, hingga munculnya kekuasaan politik Islam yang cukup maju pada abad ke-15, yakni Turki Utsmani (di Turki), Safawiah (Persia), Mughal (India), Aceh Darussalam (Melayu), dan Mataram Islam (Jawa). Masa ini pengembangan kebudayaan dan peradaban Islam mengalami kemunduran jika dibandingkan masa-masa sebelumnya. Namun hal ini bukan berarti berhenti total pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan budaya. Karena pada lima wilayah kesultanan Muslim di atas, pengembangan kebudayaan dan peradaban Muslim terus berlangsung, sekalipun dengan skala dan intensitas yang berbeda.

Selasa, 24 Mei 2011

Sastra Muslim pada Masa Kekhalifahan Muslim Sisilia (Italia Selatan)

Masuknya Koloni-Koloni Muslim ke Sisilia
Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengan, letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Ionian. Pulau sisilia bergunung gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya. Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut. Islam hanya menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritas beragama kristen.

Senin, 23 Mei 2011

Perkembangan Sastra Pada Masa Bani Abbasiah

Oleh: Dadan Rusmana


Meretas Jalan Menuju Kekuasaan
       Masa kekhalifahan Abbasiah merupakan masa kekhalifahan terlama pada masa sejarah muslim klasik, yakni dari tahun 750-1258 M. Masa ini pun seringkali diklaim sebagai masa keemasan atau kegemilangan politik muslim Kekuasaannya membentang luas di Asia dan Afrika atau sekitar 2/3 dunia. Kekuasaan Dinasti ini adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M.

Minggu, 22 Mei 2011

Perkembangan Sastra Muslim pada Masa Bani Umayyah Timur

       Masa ini dimulai sejak berakhirnya masa khulafa al-Rasyidun keempat, yakni Ali bin Abi Thalib. Bermula dari naik tahtanya Muawiyyah bin Abi Sufyan sebagai penguasa baru kekhalifahan Islam, maka dinasti yang kemudian berkuasa setelahnya menginisiasi diri menjadi kekhalifahan bani Umayyah. 
      Masa ini, perkembangan ilmu mengalami penyemaiannya (peletakkan dasarnya). Ilmu pengetahuan pada masa Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua yaitu:
1. Al-Adaabul Hadisah (ilmu-ilmu baru), yang terpecah menjadi dua bagian:
  • al-'Ulum al-Islamiyah, yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an, al-Hadist, al-Fiqh, al-ulumul Lisaniyah, at-Tarikh dan al-Jughrafi.
  • all-'Ulum al-Dakhiliyah, yaitu ilmu-ilmu yang diperlukan oleh kemajuan Islam, seperti ilmu thib, fisafat, ilmu pasti dan ilmu-ilmu eksakta lainnya yang disalin dari bahasa Persia dan Romawi.
2. Al-Adaabul Qadimah (ilmu-ilmu lama),
       yaitu ilmu-ilmu yang telah ada di zaman Jahiliah dan di zaman khalafa al-Rasyidin, seperti ilmu-ilmu lughah, syair, khitabah dan amtsal. Pada permulaan masa Daulah Bani Umayyah orang Muslim membutuhkan hukum dan undang-undang, yang bersumber pada al-Qur’an. Oleh karena itu mereka mempunyai minat yang besar terhadap tafsir al-Qur’an. Ahli tafsir pertama dan termashur pada masa tersebut adalah Ibnu Abbas. Beliau menafsirkan al-Qur’an dengan riwayat dan isnaad. Kesulitan-kesulitan kaum muslimin dalam mengartikan ayat-ayat al-Qurr’an dicari dalam al-Hadist. Karena terdapat banyak hadist yang bukan hadist, maka timbullah usaha untuk mencari riwayat dan sanad al-Hadist, yang akhirnya menjadi ilmu hadist dengan segala cabang-cabangnya. Maka kitab tentang ilmu hadist mulai banyak dikarang oleh orang-orarng Muslim. Diantara para muhaddistin yang termashur pada zaman itu, yaitu: Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab az-Zuhry, Ibnu Abi Malikah (Abdullah bin Abi Malikah at-Tayammami al-Makky, Al-Auza’I Abdur Rahman bin Amr, Hasan Basri Asy-Sya’bi (Hasjmy, 1993:183).
Perkembangan Sastra
       Kebanyakan masyarakat dan Khalifah Bani Umayyah mencintai syair. Pada masa itu lahir beberapa penyair terbesar, seperti Ghayyats Taghlibi al-Akhtal, Jurair, dan al-Farazdak. Kota-kota yang menjadi pusat kegiatan ilmu, pada masa Daulah Bani Umayyah, masih seperti zaman khafa al-Rasyidin, Yaitu kota Damaskus, Kufah, Basrah, Mekkah, Madinah, Mesir dan ditambah lagi dengan pusat-pusat baru, seperti kota Kairawan, Kordoba, Granada dan lain-lainnya (Hasjmy, 1993:183).

Sabtu, 21 Mei 2011

Perkembangan Sastra Muslim pada Masa Kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol

      Secara Sosio-Historis, eksistensi Umat Islam di Spanyol berlangsung mulai pada tahun 710 M hingga 1429 M. Umat Islam mulai intensif memasuki wilayah Spanyol ini di saat Pasukan Muslim di bawah pimpinan Tharik Bin Ziyad pada 710 M mampu menyeberangi sebuah selat di Semenanjung Iberia yang memisahkan antara Afrika Utara dan Spanyol serta pasukannya mampu menaiki bukit, yang kemudian diberi nama Jiblartar (jabal al-Tharik). Setelah itu, bermigrasilah beberapa koloni-koloni Arab dari Jazirah Arab, Yaman, Syiria, Mesir, dll di antaranya adalah sebagian keluarga aristokrat Bani Umayyah, yang saat itu memegang tapuk pimpinan politik Islam di Damaskus. Selain itu, beberapa koloni dari Afrika Utara pun tidak luput dari rombongan kaum imigran ini. 
    Secara umum, setiap koloni telah mempunyai background budaya masing-masing, yang tetap melekat pada karakter setiap kabilah tersebut. Pada saatnya, setiap budaya dari kabilah-kabilah ini mampu berasimilasi dan bertransformasi menjadi bentuk budaya baru yang hidup da berkembang di Spanyol ini. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika pada saatnya, bentuk-bentuk sastra yang lahir pun mempunyai karkater yang khas dan unik yang berbeda dari sastra muslim yang lahir di Timur (terutama di pusat kekuasaan Bani Ummayah di Damaskus dan Pusat Kekuasaan Bani Abbasiah di Baghdad).


Sastrawan Muslim Spanyol Islam 
     1. Ibn Thufail
     Lihat: http://sastra-muslim.blogspot.com/2011/10/ibn-thufail-dan-hay-bin-yaqdzan-karya.html

Rabu, 18 Mei 2011

Perkembangan Sastra Pada Masa Khulafa al-Rasyidun

      Kehidupan masyarakat muslim awal tidaklah dapat dilepaskan dari aktivitas bersastra. Pertama, karena orang-orang muslim awal, terutama dalam konteks masyarakat Arab Muslim, menjadikan sastra (adab) menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan keseharian mereka. Sastra bagi mereka adalah 1) media komunikasi (penyampaian pesan), 2) sumber nilai kemasyarakatan, 3) ukuran kompetensi kalangan terdidik, 4) ciri dari status sosial, dan 4) media hiburan.
      Islam selalu terkait dan tidak dapat dipisahkan dari bahasa kaum Muslim, sekalipun pada awal kemunculannya sangat identik dengan bahasa Arab, terutama bahasa Arab dalam al-Quran.  Kesusastraan Muslim awal dimulai dengan kitab suci tersebut, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan (mushhaf) yang diyakini tidak yang mungkin diciptakan oleh manusia.  Terbukti bahasa Arab al-Qur’an merupakan bahasa yang sempurna dalam menangani topik-topik yang sangat halus dan dari bentuk bahasa yang ditampilkan (Pedersen Johanes, Fajar Intelektualisme Islam, hlm. 31). Hal ini terjadi pada masa kerasulan, khulafa al-Rasyidun dan masa Bani Ummayyah awal. Karena, setelah itu, keidentikkan bahasa dunia Islam dengan

Senin, 16 Mei 2011

Perkembangan Sastra Pada Masa Rasulullah


        Sejarah Islam pada masa Rasulullah berjalan cukup panjang, yakni selama 23 Tahun (610-632 M). Secara selintas peristiwanya adalah sebagai berikut:

610 M
:
Nabi Muhammad menerima wahyu al-Qur’an untuk pertama kalinya di Mekkah dan dua tahun kemudian mengajarkannya.
616 M
:
Hubungan antara penguasa Mekkah dan pengikut Nabi Muhammad memburuk; penyiksaan terjadi dan posisi Nabi Muhmmad dan pengkikutnya makin sulit dan tersudutkan.

620 M
:
Bangsa Arab dari perkampungan Yastrib (kelak bernama Madinah) menghubungi Nabi Muhammad dan mengundangnya untuk memimpin masyarakat mereka
622 M
:
Nabi Muhammad bersama-sama 70 keluarga Muslim melakukan hijrah atau migrasi dari Mekkah ke Madinah dan orang-orang Mekkah bersumpah untuk menghentikan [mengembalikan mereka ke Mekkah] dengan berbagai cara. HIjrah dimulainya era [kalender] Muslim.
624 M
:
Umat Islam memperoleh kemenangan luar biasa atas Mekkah pada perang Badar.
625 M
:
Umat Islam menderita kekalahan di tangan pasukan Mekkah pada Perang Uhud, di luar Madinah. Suku Yahudi Qainuqa dan Nadhir diusir dari Madinah, karena penghianatan dan persekongkolan mereka dengan Mekkah.
627 M
:
Umat Islam mengalahkan pasukan Mekkah secara telak pada perang Khandak. Peristiwa ini diikuti dengan pengusiran suku Yahudi Quraidzah yang membantu Mekkah untuk melawan umat Islam.
628 M
:
Nabi Muhammad mengajukan inisiatif perdamaian antara Madinah dan Mekkah, yang menghasilkan Perjanjian Hudaibiyah. Inisiatif ini telah memosisikan Nabi Muhammad sebagai orang berpengaruh di Arabia dan menarik banyak suku Arab untuk masuk Islam atau bersekutu dengannya.
630 M
:
Orang-Orang Mekkah melanggar Perjanjian Hudaibiyah. Nabi Muhammad bersama umat Islam menuju Mekkah. Mekkah mengakui kekalahannya dan dengan sukarela membuka gerbang bagi Nabi Muhammad dan umat Islam, yang mengambil alih kota tanpa pertumpahan darah dan tanpa memaksa seorang pun untuk masuk Islam
632 M
:
Rasulullah meninggal dunia. Abu Bakar Shiddqiq diba’iat sebagai khalifatu Rasulillah

Jumat, 06 Mei 2011

Benarkah Sastra Islam Ada?


Oleh: Matroni el-Moezany*
diunduh pada tanggal 04/05/2011

       Selama ini sastra hanya berkutat pada ranah yang bernuansakan sastra pemberontakan, sastra romantis, seperti setiap minggu di Koran Sindo, setelah saya amati setiap hari Minggu Koran Sindo Pasti edisi sastra khsusnya puisi. Pasti puisi-puisinya romantis yang dimuat. Bahkan puisi romantis tidak ber-roh. Bukannya penulis tidak sejutu dengan puisi semacam itu, tapi bagaimana kita menjaga eksistensi perkembangan sastra yang lebih serius lagi.
     Berbicara mengenai sastra Islam di Indonesia, hampir selalu mengundang polemik. Polemik tersebut bahkan tak beranjak dari hal yang itu-itu juga, yaitu pro dan kontra mengenai apa yang disebut sebagai "

Senin, 02 Mei 2011

Memaknai Sastra Islam(i)

Oleh: Dadan Rusmana

          Penisbahan kata Islam(i) terhadap kata "Sastra", yakni dalam sastra Islam(i) atau Islamic Literature adalah sama dengan penggunaan kata Islam(i) atau Islamic dalam penisbahannya terhadap kata-kata lain. Kata Islamic, misalnya, dinisbatkan pada beberapa kata umum, yakni Islamic Civilization [peradaban Islam], Islamic culture [kebudayaan Islam], Islamic Law [hukum Islam], Islamic Tradition [tradisi Islam],dll. Dilihat dari hal tersebut, maka kata Islamic [adjective; kata sifat}, merupakan hal yang dapat diterima dalam tradisi kajian keilmuan dan penelitian.