Inilah kisah klasik Timur Tengah tentang petualangan Ahmad, Si Pencuri dari Baghdad pada masa kejayaan kekhalifahan Bani Abbasiah yang menguasai hampir 1/2 belahan dunia.
Buah karya Alexander Romanoff (Achmed Abdullah), penulis cerpen dan
novelis Inggris kelahiran Rusia ini begitu memukau dan legendaris. Karya ini dipenuhi narasi tentang perpaduan kisah
romantisme dengan keajaiban dongeng klasik Seribu Satu Malam yang sarat
dengan eksotisme Timur Tengah dilatari kehidupan metropolitan Baghdad yang multikultural, multibahasa, dan multietnik. Setelah pertama kali diterbitkan pada tahun 1924, kisah The
Thief of Baghdad telah empat kali diangkat ke
layar lebar dalam film Hollywood pada tahun 1924, 1940, 1960 (dengan
judul yang sama, The Thief of Baghdad) dan 1979 (dengan judul Arabian
Adventure).
Ringkasan The Thief of Baghdad
Berawal dari kisah seorang pencuri yang memiliki akal pikiran yang
cerdik, cerdas dan lumayan licin di kota Baghdad yang bernama Ahmad. Dia adalah
seorang pencuri yang benar-benar professional sehingga istana kerajaan pun
dapat ia masuki dengan mudahnya. Ahmad memiliki watak beberapa watak jelek
seperti periang, usil, dan sombong. Ia memiliki pikiran bahwasanya ia dapat
hidup dikarenakan oleh dirinya sendiri dan tanpa bantuan dari satu hal pun tak
terkecuali dengan Allah. Ia berteman dengan seekor burung yang selalu
membantunya dalam usaha-usaha pencurian yang ia langsungkan. Sampai pada suatu
ketika ia merencanakan tindak pencurian kedalam istana bersama si burung
tersebut, namun di dalam istana ia bertemu dengan seorang putri yang amat
cantik dan menawan bernama Zubaedah, ia adalah putri dari khalifah di istana
tersebut. Ternyata pertemuan itu membuat Ahmad jatuh cinta terhadap Zubaedah
sampai-sampai ia menggagalkan usaha pencurian yang akan ia langsungkan
dikarenakan hal itu.