Di dalam buku ini Annemarie Schimmel menggambarkan sosok Jalaluddin Rumi yang selalu
menjadi pusat perhatian dunia. Pada bagian awal, Schimmel menjelaskan tentang perjalanannya
menuju tempat pemakaman Rumi yakni Konya. Disana makam maulana disebut dengan
Yesil Turbe (kubah hijau). kemudian Schimmel menceritakan tentang pertemuan
pertama maulana dengan seorang darwis yag bernama Syamsuddin Tabriz. Bagi Rumi
syams merupakan matahari yag luar biasa yang mengubah aseluruh hidupnya, membakarnya, membuatnya menyala, dan
membawanya kedalaman cinta yang sempurna. Jalaludin dan syams tidak terpisahkan
lagi dan menurut riwayat selama berbulan-bulan dapat berthana hidup tanpa
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia ketika mereka bersama-sama menuju cinta
tuhan. Suatu hari syams dikabarkan menghilang. Jalaluddin merasa patah hati
karena berpisah denga mataharinya. Saat itu jalaludin bingung dan kahirnya ia
menuliskan syair-syair.