Masa ini, perkembangan ilmu mengalami penyemaiannya (peletakkan dasarnya). Ilmu pengetahuan pada
masa Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua yaitu:
1. Al-Adaabul Hadisah
(ilmu-ilmu baru), yang terpecah menjadi dua bagian:
- al-'Ulum al-Islamiyah, yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an, al-Hadist, al-Fiqh, al-ulumul Lisaniyah, at-Tarikh dan al-Jughrafi.
- all-'Ulum al-Dakhiliyah, yaitu ilmu-ilmu yang diperlukan oleh kemajuan Islam, seperti ilmu thib, fisafat, ilmu pasti dan ilmu-ilmu eksakta lainnya yang disalin dari bahasa Persia dan Romawi.
yaitu ilmu-ilmu yang telah ada di zaman Jahiliah dan di zaman
khalafa al-Rasyidin, seperti ilmu-ilmu lughah, syair, khitabah dan amtsal. Pada
permulaan masa Daulah Bani Umayyah orang Muslim membutuhkan hukum dan
undang-undang, yang bersumber pada al-Qur’an. Oleh karena itu mereka mempunyai
minat yang besar terhadap tafsir al-Qur’an. Ahli tafsir pertama dan termashur
pada masa tersebut adalah Ibnu Abbas. Beliau menafsirkan al-Qur’an dengan
riwayat dan isnaad. Kesulitan-kesulitan kaum muslimin dalam mengartikan
ayat-ayat al-Qurr’an dicari dalam al-Hadist. Karena terdapat banyak hadist yang
bukan hadist, maka timbullah usaha untuk mencari riwayat dan sanad al-Hadist,
yang akhirnya menjadi ilmu hadist dengan segala cabang-cabangnya. Maka kitab
tentang ilmu hadist mulai banyak dikarang oleh orang-orarng Muslim. Diantara
para muhaddistin yang termashur pada zaman itu, yaitu: Abu Bakar Muhammad bin
Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab az-Zuhry, Ibnu Abi Malikah
(Abdullah bin Abi Malikah at-Tayammami al-Makky, Al-Auza’I Abdur Rahman bin
Amr, Hasan Basri Asy-Sya’bi (Hasjmy, 1993:183).
Perkembangan Sastra
Kebanyakan masyarakat
dan Khalifah Bani Umayyah mencintai syair. Pada masa itu lahir beberapa penyair
terbesar, seperti Ghayyats Taghlibi al-Akhtal, Jurair, dan al-Farazdak.
Kota-kota yang menjadi pusat kegiatan ilmu, pada masa Daulah Bani Umayyah, masih
seperti zaman khafa al-Rasyidin, Yaitu kota Damaskus, Kufah, Basrah, Mekkah,
Madinah, Mesir dan ditambah lagi dengan pusat-pusat baru, seperti kota
Kairawan, Kordoba, Granada dan lain-lainnya (Hasjmy, 1993:183).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar