Kemunduran Tiga Kerajaan Besar Islam (1700-1800 M)
Awal kemunduran dunia Islam terjadi saat jatuhnya
kota Baghdad (pusat kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan) pada tahun
1258 M oleh Bangsa Mongol. Serangan ini mengakhiri kekhalifahan Bani Abbasiyah di Baghdad. Wilayah
kekuasaan Abbasiyah pun terpecah menjadi negara-negara kecil yang independent atau dikenal dengan muluk al-thawaif.
Akibatnya kekuatan kekhalifahan umat Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran luar biasa. Keruntuhan Dinasti Abbasiah ini merupakan akhir dari periode klasik dari sejarah Muslim. Tonggak keruntuhan Baghdad pun menandai mulainya periode pertengahan sejarah Islam yang membentang dari tahun 1258 - 1800 M
Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam di antaranya dikarenakan dua faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib; Kedua, adanya serangan dari bangsa Mongol yang telah menghancurkan beberapa negara Islam; ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil. b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga, membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa (Ajid Thohir, 2004: 153).
Setelah tuntuhnya Bani
Abbasiyah, wilayah Islam terbagi menjadi lima kerajaan kerajaan besar, yaitu: Turki Utsmani (Turki), Mughal (India), Safawi (Persia), Aceh Darussalam (Melayu), dan Mataram (Jawa). Pertama,
Kerajaan Turki Usmani mengusai wilayah-wilayah di Afrika Utara, Jazirah Arab, Asia Barat, dan Eropa Timur. Kedua, Kerajaan Safawi (Persia) menguasai daerah-daerah di wilayah Persia. Ketiga, Kerajaan Mughal (India) menguasai daerah Asia Selatan, yakni India, Pakistan, Srilangka, dan Banglades. Keempat, Aceh Darussalam menguasai wilayah-wilayah Melayu, yakni sebagian wilayah Sumatera Utara, Malaka, dan sebagian wilayah Malaysia. Kelima, kerajaan Mataram Islam menguasai wilayah-wilayah di kepulauan Jawa dan sebagian nusantara. Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam di antaranya dikarenakan dua faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib; Kedua, adanya serangan dari bangsa Mongol yang telah menghancurkan beberapa negara Islam; ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil. b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga, membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa (Ajid Thohir, 2004: 153).
Di antara semua kerajaan-kerajaan Islam di atas, Kerajaan Turki Utsmani merupakan kerajaan yang paling kuat dan besar. Turki Utsmani mampu melakukan konsolidasi wilayah-wilayah Muslim dan mampu menarik simpati kalangan muslim untuk menginisiasi Turki Utsmani sebagai pelanjut dari kekhalifahan Islam. Wilayahnya membentang luas di wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab, Timur Tengah (Asia Barat), dan Eropa Barat. Beberapa kerajaan Islam di Melayu dan Nusantara pun merupakan bagian dari protektorat Turki pula, dikarenakan kesamaan ideologi dan kebutuhan raja-raja Melayu dan Nusantara akan pengakuan kesultanan mereka.
Namun
ketika kerajaan-kerajaan besar Islam di atas mengalami kemunduran di abad ke-17 dan 18 M, Eropa
Barat sedang mengalami kemajuan pesat dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk terkonologi navigasi dan perang. kerajaan-kerajaan Islam di Melayu dan Nusantara lebih dulu dikuasai bangsa Eropa pada abad ke 16 dan 17. Kerajaan Safawi hancur di abad ke-18 M. Kerajaan
Mughal hancur pada awal paro kedua abad ke-19M di tangan Inggris yang kemudian
mengambil alih kekuasaan di ank benua India. Kemunduran kerajaan Usmani juga
pada masa selanjutnya, di periode modern menyebabkan kekuatan-keuatn Eropa
tanpa segan-segan menjajah dan menduduki daerah-daerah muslim yang dulunya
berada di bawah kekuasaan Kerajaan usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika
Utara (Badri Yatim, 2004: 174).
Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
kerajaan Safawi, diantaranya ialah: a) Konflik berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani; b) Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi;
c) Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki
semangat perang yang tinggi, dikarenakan pasukan tersebut tidak disiapkan
secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani; serta d) Seringnya
terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga
istana (Badri Yatim, 2004: 158).
Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
kerajaan Mughal, diantaranya ialah: a) Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer
sehingga opersai militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera
dipantau oleh kekuatan maritime Mughal, begitu juga kekuatan pasukan darat; b)
Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang Negara; c) Pendekatan Auranzeb yang terlampau
“kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya,
sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya;
serta d) Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan (Badri Yatim, 2004: 163).
Faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Usmani,
diantaranya ialah: a) Wilayah kekuasaan yang sangat luas; b) Heterogenitas
Penduduk; c) Kelemahan para penguasa; d) Budaya pungli; e) Pemberontakan
tentara Jenissari; f) Merosotnya ekonomi; serta g) Terjadinya stagnasi dalam
lapangan ilmu dan teknologi (Badri Yatim, 2004: 167).
Sementara itu, kemunduran kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan Melayu diakibatkan oleh a) politik devide et impera yang dilancarkan bangsa-bangsa Eropa, seperti dilakukan VOC di Nusantara; b) ketidakstabilan politik dan ekonomi di kalangan internal kerajaan-kerajaan Islam Melayu dan Nusantara, seperti ditandai dengan peperangan saudara, pengkhianatan, dan resesi ekonomi; c) ketertinggalan teknologi persenjataan perang.
Renaissance Di Eropa (Barat)
Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari
khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang rasional. Di anatar
saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang Salib, Sicilia, dan
yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di
Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan
karya-karya umat Islam. Hal ini dimulai sejak abd ke-12M. Dalam perkembangan
selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi dan rasionalisme di
Eropa. (Badri Yatim, 2004: 169). Renaissance merupakan gerakan pemikiran dan
kebangkitan kembali kebudayaan klasik di Eropa melalui terjemahan-terjemahan
Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke bahasa Latin; dan dari
terjemahan-terjemahan inilah orang-orang Eropa menegtahui kebudayaan Yunani (Fatah Syukur, 2009: 161).
Gerakan-gerakan renaissance melahirkan
perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M merupakan
abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu pula
dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaissance, Eropa
bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan
kegelapan.
Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu
pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper Columbus menemukan
Benua Amerika (1492M), Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung
Harapan (1498M). Dengan temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunai
perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat
Islam.
Melalui jalur laut Eropa mengembangkan dan
meluaskan pengaruhnya di dunia. Eropa menginginkan kekuasaan terhadap daerah
yang disinggahinya dalam rangka mendapatkan devisa bagi negara mereka yang saat
itu membutuhkan banyak dana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka mulai saat itu pula mereka melakukan ekspansi dan berusaha menjajah daerah
lain, terutama daerah/negara muslim. Perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju
karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Tak lama setelah itu, mulailah
kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran.
Kemajuan Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan (Badri Yatim, 2004: 175)
Dengan organisasi dan persenjataan modern pasukan
peang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan
Islam, seperti kerajaan Usmani dan Mughal. Daerah-daerah kekuasaan Islam
lainnya juga mulai berjatuhan ke tangan Eropa; seperti Asia Tenggara dan di
Anak Benua India, bahkan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis pada tahun
1798M. Sementara, negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.
Kolonialisme dan Imperialisme Dunia Barat Ke Dunia Islam
Pada awalnya penjelajahan bangsa Barat ke luar Eropa dilakukan dominan dengan motif ekonomi, yakni untuk menemukan wilayah-wilayah baru untuk dijadikan tanah-tanah pertanian, perkebunan, tambang, dan lainnya. Selain wilayah, mereka pun mencari para penduduk yang dijadikan budak atau pekerja murah. Upaya untuk mencari tanah dan penduduknya inilah yang kemudian dikenal dengan kolonialisme. Para pelaku kolonialisme ini adalah para pedagang dan perusahaan dagang dari Eropa, seperti VOC (Belanda) dan EIC (Inggris). Untuk melempangkan jalan kolonialisasi ini mereka pun menggunakan kekuatan dan peperangan sebagai alat untuk menundukkan penduduk pribumi agar mau tunduk, taat, dan dapat diperintah sesuai dengan keinginan mereka. Karenanya, kolonialisasme merupakan bentuk dari penjajahan ekonomi dan wilayah, tetapi berkait pula dengan bentuk penjajahan politik.
Ketika wilayah dan penduduk telah dikuasai oleh para pedagang atau perusahaan dagang tersebut berakhir karena gulung tikar, maka kemudian terjadi peralihan pengelolaan dan penguasaan dari mereka kepada negara. Negara kemudian menjajah wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayah imperium mereka. Karenanya, terjadilah perubahan bentuk penjajahan, yakni dari kolonialisme menjadi imperialisme. Dengan demikian, imperialisme dapat dikatakan sebagai usaha negara untuk menjajah wilayah dan penduduk jajahan dari semua aspek kehidupan, yakni ekonomi, politik, pemerintahan, dan budaya.
Kedua bentuk penjajahan, yakni kolonialisme dan imperialisme inilah yang kemudian terjadi di dunia Islam yang terjadi pada rentang waktu 1500 M hingga 1990-an.
1. Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
Ketika wilayah dan penduduk telah dikuasai oleh para pedagang atau perusahaan dagang tersebut berakhir karena gulung tikar, maka kemudian terjadi peralihan pengelolaan dan penguasaan dari mereka kepada negara. Negara kemudian menjajah wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayah imperium mereka. Karenanya, terjadilah perubahan bentuk penjajahan, yakni dari kolonialisme menjadi imperialisme. Dengan demikian, imperialisme dapat dikatakan sebagai usaha negara untuk menjajah wilayah dan penduduk jajahan dari semua aspek kehidupan, yakni ekonomi, politik, pemerintahan, dan budaya.
Kedua bentuk penjajahan, yakni kolonialisme dan imperialisme inilah yang kemudian terjadi di dunia Islam yang terjadi pada rentang waktu 1500 M hingga 1990-an.
1. Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah
negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang
mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan
Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611M, Inggris mendapat
izin menanamkan modal; dan pada tahun 1617M Belanda mendapat izin yang sama (Badri Yatim, 2004: 176). Kongsi dagang Inggris, British East India Company
(BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa
cukup kuat. Penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang
melawan Inggris. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris.
Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan
berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Pada tahun 1842M, Keamiran
Muslim Sind di India dikuasai. Tahun 1857M, kerajaan Mughal dikuasai secara
penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India
berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada
tahun 1879M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899M,
Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai
berkembang, yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa
itu, menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih
awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu mungkin karena,
dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah
sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad
ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di
Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M.
Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai
Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan
tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya
beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan
Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis,
datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai
negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun
1592M dan dengan segera dapat memonopoli perdaganagn di kepulauan Nusantara.
Sedangkan kekuasaan Inggris tertancap di Semenajung Malaya, termasuk Singapura
sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat
menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal
abad ke-19 M.Sebagaimana di India, di Asia Tenggara politik
negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M.
2. Ekspansi Barat ke Timur Tengah
Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung
dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan
Turki Usmani semakin ambruk. Peperangan-peperangan melawan Barat di Eropa Timur
terus berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, yang berakhir dengan kekalahan
di pihak Turki (Badri Yatim, 2004: 180).
Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia
dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari
Konstantinopel. Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Turki
Usmani itu, yang tak kalah pentingnya ialah timbulnya perasaan nasionalisme
pada bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Bangsa Armenia dan Yunani
yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat untuk
kemerdekaan tanah airnya. Bangsa Kurdi di pegunungan dan Arab di padang pasir
dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari cengkeraman penguasa
Turki Usmani.
Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke19 M,
sementara Eropa sudah jauh meningalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu
modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri
Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu yang tidak lama,
kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris
merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah.
Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat
bagiannya dari warisan itu.
Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur
Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan
Perancis, yang memang sudah bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan
pengaruhnya di India. Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi
antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh Karena itu pintu gerbang ke
India, yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya. Mesir dapat ditaklukkan
Perancis tahun 1987M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan
hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga
dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki,
Syiria hingga ke timur jauh.
Persaingan antara Inggris dan Perancis di Timur
Tengah memang sudah lama dan terus berlangsung. Persaingan ini terlihat dari
penaklukkan wilayah Islam di Timur Tengah dan Afrika, yakni: (Karen Armstrong,
2002: 200)
- 1820M
: Oman dan Qatar, oleh Inggris
- 1830-1857M
: Aljazair, oleh Perancis
- 1839M
: Aden, oleh Inggris
- 1881-1883M
: Tunisia, oleh Perancis
- 1882M
: Mesir, oleh Inggris
- 1898M
: Sudan, oleh Inggris
- 1900M
: Chad, oleh Perancis
Pada abad ke-20M, Italia dan Spanyol ikut bersama
Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika, yaitu:
- 1906M
: Kesultanan Muslim Nigeria Utara, oleh Inggris
- 1912-1913M
: Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica, oleh Italia
- 1912M
: Maroko, oleh Perancis dan Spanyol
- 1912-1915M
: Maroko, oleh Spanyol
- 1914M
: Kuwait, oleh Inggris
- 1919-1921M
: Sisilia, oleh Perancis
- 1920M
: Irak, oleh Inggris
- 1920M
: Syiria dan Libanon, oleh Perancis
- 1926-1927M
: Somalia, oleh Italia
Sedangkan negeri-negeri muslim yang jatuh ke tangan
Rusia, diantaranya:
- 1834-1859M
: Kaukasus, oleh Rusia
- 1853-1865M
: Khoakand dan jatuhnya Tashkent, oleh Rusia
- 1866-1872M
: Daerah sekitar Samarkand dan Bukhara, oleh Rusia
- 1873-1887M
: Uzbekistan, oleh Rusia
- 1941-1946M
: Pendudukan Anglo-Rusia di Iran
Dari sisi ekonomi, kedatangan bangsa Barat
bertujuan untuk berdagang, menjual produk yang mereka hasilkan, selain mencari
bahan-bahn mentah yang sebagin besar terdapat di negara-negara Islam di Timur.
Tapi lama-kelamaan, tujuan mereka berubah, yang merambah pada masalah politik.
Perubahan orientasi ini disebabkan adanya persaingan di anatar bangsa-bangsa
Barat itu sendiri yang ingin memonopoli sistem perdagangan. Selain itu terdapat
pula motif lain yakni Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen.
Portugis membawa tiga misi, yaitu: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari
kejayaan), dan Gospel (menyebarkan agama Kristen).
Faktor utama yang menarik kehadiran
kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim adalah ekonomi dan politik.
kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan
baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat
memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut,
kekuatan politik diperlukan sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali
terlibat dalam proses politik penjajahan barat atas negeri-negeri muslim.
Trauma Perang Salib masih membekas pada sebagian orang barat, terutama Portugis
dan Spanyol, karena kedua negara ini dalam jangka waktu lama berabad-abad
berada di bawah kekuasaan Islam (Badri Yatim, 2004: 183).
Menurut Fatah Syukur (2009: 166) motif utama Eropa
menjelajah dan menjajah wilayah Islam, yaitu:
- Menyebarkan
Kristen dan sekaligus untuk menghambat serta menaklukkan Islam sebagai
kekuatan yang dapat mengancam Eropa
- Membuka
lahan baru untuk memasarkan komoditi mereka dengan cara memonopoli
perdagangan
- Mengambil
aset negara jajahan, untuk memberikan devisa kepada Eropa
- Mengeksploitasi
rakyat negara jajahan untuk kepentingan mereka
Dampak Penjajahan Bangsa Barat atas Dunia Islam
Bahaya Bidang Politik
- Penjajahan
itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya.
- Politi
kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk
keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi
tertindas.
- Paham
komunisme yang menumbuhkan sikap yangg menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan hingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
serta umat Islam.
Bahaya Bidang Ekonomi
- Dengan
berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah.
Kesengsaraan Umat Islam akan makin parah.
- Sistem
kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber
daya manusia secara besar-besaran.
Bidang Sosial Pendidikan
- Penjajah
senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat
kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan.
- Kaum
agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada
orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat
kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak
pejabat saja.
Bahaya Bidang Budaya
- Budaya
yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang
dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya
negatif lainnya yang disebarkan.
- Pelajar
jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama.
- Di
Indonesia, adanya PKI atas pengaruh paham komunisme.
Fakta Sejarah yang Dapat Diambil sebagai Ibrah
- Ibrah
yang dapat diambil dari peristiwa imperialisme dunia Barat ke dunia Islam,
diantaranya:
- Kita
harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian
yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme
akan dengan mudah menjajah bangsa kita.
- Kita
harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air
kita.
- Kita
harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
- Ajid Thohir. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Badri Yatim. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Fatah Syukur. 2002. Sejarah Peradaban Islam II. Semarang: Pustaka Riski Putra.
- Karen Amstrong. 2002. Islam Sejarah Singkat. Yogyakarta: Jendela.
dari tulisan bapa yang mengenai persaingan antara inggris dan prancis dalam memperebutkan untuk menaklukan wilayah islam, dan yang lainnya di timur tengah dan Afrika. disini tidak dijelaskan bagaimana proses terjadi jatuhnya suatu wilayah sebagai contoh:
BalasHapus1820M : Oman dan Qatar, oleh inggris
1830-1857M : Aljazair, oleh Perancis.
dan seterusnya...
memang dalam tulisan bapa ada beberapa disebutkan bagaimana proses jatuhnya seperti India,Mesir, dll... tp dari data yang ada masih banyak yang tidak dijelaskan prosesnya...
lalu mengenai kolonialisme dan imperialisme, keduanya didasari oleh motivasi ekonomi.. nah apakah motivasi ekonomi disini sama atau berbeda?
Nama : Rudy Gunawan
Kelas : VI D
Dalam tulisan karya bapak ini, sebenarnya bagus, cuma masih ada beberapa dalam kalimat yang menggunakan kata tidak baku.
BalasHapusDampak dari kolonialisme dan imperialisme tidak selalu negatif tetapi ada juga yang menguntungkan. Yuni Lestari BSI VI D
Berdasarkan dampak-dampak penjajahan Bangsa Barat terdapat beberapa bahaya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan dan budaya.
BalasHapuskemudian pada bahaya di bidang budaya terdapat point dimana "pelajar jauh dari agama". bagaimana caranya orang-orang Eropa menjadikan seseorang yang berilmu menjadi jauh dari agamanya?
selain itu dalam penulisannya, artikel ini memiliki beberapa kata yang islami dan tidak semua pembaca memahami itu, seperti "Khazanah, Ibrah, dll". Alangkah lebih baik jika dalam kata-kata tersebut dijelaskan maknanya.
Ulfiah
1211503141
BSI/D
Dilihat dari tulisan wacana tersebut, terlihat sekali bahwa bangsa Eropa sangat menggebu gebu atas kolonialisme dan imperialisme terhadap dunia islam, menurut saya seharusnya umat islam juga memiliki jiwa yang sama seperti bangsa Eropa yaitu dengan memiliki semangat yang tinggi untuk mempertahankan kejayaannya tersebut. resti latifah bsi VI c
BalasHapusmenurut saya , bangsa barat bukanlah satu - satunya pihak yang patut dikritisi atas kwmunduran yang terjadi di kalangan masyarakat islam . setelah masa kolonialisasi , sebetulnya adalah masa yang paling baik untuk merubah kehidupan masyarakat muslim , hal ini tentu memerlukan perencanaan yang matang dan karena itulah kerjasama dari berbagai pihak harys terjalin kuat . selain itu pula, adanya letertarikan terhadap unsur2 budaya negri barat oleh kaum muslim, tidak akan berjalan terlalu signifikan apabila pengelolaan budaya sendiri tidak siabaikan saja , jadi pada akhirnya, kemampuan menilai diri sendiri akan sangat menentukan hal yang terjadi untuk kedepanya.
BalasHapusMILA LESTARI , BSI / VI / D
Salah satu dosen saya berkata "Kemajuan umat Kristen karena meninggalkan alkitab dan kemunduran umat Islam karena meninggalkan Al-Qur'an". Hal tersebut sangat tercermin dari bacaan di atas dimana dengan meninggalkan alkitab, orang Eropa yang sebagian besar merupakan umat Kristen membuka jalan mereka menuju 'zaman pencerahan' dan sangat berbanding terbalik dengan umat Islam pada saat itu yang dapat saya simpulkan dari bacaan di atas yakni 'terlalu sibuk mengurusi urusan tahta kerajaan'. Pada akhirnya umat Islam 'seperti kecolongan' oleh masyarakat Eropa yang dalam hal ini adalah Inggris untuk menancapkan kekuatannya ke seluruh penjuru dunia. Kejayaan serta kegemilangan Islam diruntuhkan dan ditaklukkan dengan mudahnya oleh masyarakat Eropa. Dalam bacaan di atas disebutkan bahwa beberapa negara Eropa bersaing untuk menaklukkan wilayah Muslim tapi meski demikian menurut saya mereka tetap memiliki persatuan dalam hal 'menghancurkan' umat muslim karena mereka tidak hanya menguasai wilayah muslim tetapi juga mereka menyebarkan agama Kristen. Tentulah sebagai umat Islam kita mengecam ekspansi yang dilakukan oleh Barat terhadap wilayah muslim akan tetapi kita tidak dapat menyangkal atau terhindar dari 'efek' yang dibawa oleh bangsa Barat, namun akan lebih bijak jika kita jangan sampai 'terlena' dengan kemajuan yang dibawa oleh Barat kita harus tetap mengembalikan lagi semuanya kepada pedoman hidup kita sebagai muslim yakni Al-Qur'an dan Hadits.
BalasHapusSarah Fitri Rabbani, 1211503125
BSI/ VI/ D
Persentuhan Islam terhadap Eropa pada Perang Salib memang menjadi awal dari kemajuan Eropa yang berpengaruh negatif bagi Islam. Islam memberi sumbangsih yang sangat berarti pada masa renaissance di Eropa. Mereka tak lagi terbelenggu oleh kekangan gereja. Memang ironi ketika Islam memajukan Eropa dan Eropa malah memberi dampak buruk bagi Islam sendiri. Padahal tanpa interaksinya dengan Dunia Islam, Barat tidak akan mampu mencapai kemajuan seperti yang mereka banggakan dengan penuh kesombongan pada hari ini. Parahnya lagi Barat menyembunyikan Islam sebagai sosok utama dibalik kemajuan mereka. Naudzubillai min dzaalik...
BalasHapusBangsa barat melakukan kolonialisme hanya untuk menguntungkan dirinya dan merugikan daerah jajahannya. Karena ilmu-ilmu yang dimiliki oleh bangsa Eropa lebih unggul, negeri Islam yang sedang rapuh pun jatuh ke tangan barat, kerapuhan negeri Islam saat itu dijadikan kesempatan yang baik bagi bangsa Eropa untuk lebih mudah menguasai negeri Islam.
BalasHapusWiwin Windari
1211503148
VI D
Bangsa barat melakukan kolonialisme hanya untuk menguntungkan dirinya dan merugikan daerah jajahannya. Karena ilmu-ilmu yang dimiliki oleh bangsa Eropa lebih unggul, negeri Islam yang sedang rapuh pun jatuh ke tangan barat, kerapuhan negeri Islam saat itu dijadikan kesempatan yang baik bagi bangsa Eropa untuk lebih mudah menguasai negeri Islam.
BalasHapusWiwin Windari
1211503148
VI D
jadi, pendekatan yang kurang baik seperti apa (terhadap Aungrazeb) sehingga menjadikan kerajaan Mughal hancur pa? bukankah itu karena kesalahan Mughal agung sendiri yang tidak memberikan kasih sayang yang sama?
BalasHapusbangsa barat melakukan kolonialisme hanya untuk menguntungkan dirinya dan merugikan daerah jajahannya. Karena ilmu-ilmu bangsa Eropa lebih unggul, negeri islam yang sedang rapuh pun jatuh ke tangan bangsa barat. Kerapuhan negeri Islam saat itu dijadikan kesempatan yang baik bagi bangsa Eropa untuk menguasai negeri Islam.
BalasHapusWiwin Windari
1211503148
VI D
Islam merupakan agama yang sangat luar biasa. kemajuan yang pernah umat Islam rasakan di zaman Bani Abbasyiah merupakan bukti nyata keunggulan dan kemajuan dalam berbagai bidang, hingga bangsa barat banyak belajar dari umat Islam. Namun, roda itu selalu berputar. Perputaran roda tersebut di tandai dengan kemunduran umat Islam, hal ini di sebabkan beberapa faktor diantaranya faktor eksternal dan faktor internal.kemunduran peradaban Islam di manfaatkan oleh bangsa Barat untuk meningkatkan peradaban dan kemajuan bangsa Barat. Kemajuan bangsa Barat sampai saat ini masih sangat terasa, padahal mereka semua belajar dari umat Islam. kita selaku calon cendikiawan muslim harus peka terhadap hal tersebut dan berupaya agar peradaban Islam kembali berjaya.
BalasHapusyang saya pahami dalam materi ini adalah kolonialisme adalah usaha bangsa barat untuk mendapatkan garapan dari dunia Islam dan masyarakat penggarapnya (budak). Imperialisme itu sendiri yang saya pahami adalah upaya negara-negara barat (eropa) untuk menancapkan kekuasaan politiknya dinegara jajahannya. dampak yang didapat dari bangsa barat terhadap dunia islam adalah dalam bidang politik dan ekonominya.
BalasHapusRona Imrona
1211503120
VI D
penjajahan atau kolonialisme yang terjadi hampir di seluruh negara-negara islam merupakan sebagai pertanda dari jatuhnya kekuasaan nagara islam pada saat itu, tapi bukan berarti hancurnya budaya dan agama islam, melainkan sebuah cerminan bagaimana sebuah kerajaan yang besar dan kuat bisa ditaklukan oleh banyak faktor yang akan menjadi sebuah pelajaran berharga, kenyataan yang tergambar tentu menjadi pemicu kita untuk terus belajar dan berkembang dan juga menjaga syariat keyakinan islam yang sesungguhnya agar tragedi di masalalu bisa dihindari dan untuk melangkah kedepan, islam juga tidak semerta-merta hilang dari dunia eropa kebudayaan dan agama akan tetap melekat di sejarah dan kehidupan mereka yang tidak bisa dilupakan begitu saja, dan hal itu terbukti karena banyak bangsa mereka yang memeluk juga perkembanganya agama islam itu sendiri yang bisa kita ketahui melalui media
BalasHapusKenapa luasnya wilayah kekuasaan menjadi salah satu faktor kemunduran kerajaan Utsmani? bukannya wilayah kekuasaan menandakan suatu kekuatan? atau mungkin karena tidak adanya potensi untuk mengelola/memimpin daerah yang telah dikuasai itu? msh blm ngerti pak.
BalasHapuspenjajahan atau kolonialisme yang terjadi hampir di seluruh negara-negara islam merupakan sebagai pertanda dari jatuhnya kekuasaan nagara islam pada saat itu, tapi bukan berarti hancurnya budaya dan agama islam, melainkan sebuah cerminan bagaimana sebuah kerajaan yang besar dan kuat bisa ditaklukan oleh banyak faktor yang akan menjadi sebuah pelajaran berharga, kenyataan yang tergambar tentu menjadi pemicu kita untuk terus belajar dan berkembang dan juga menjaga syariat keyakinan islam yang sesungguhnya agar tragedi di masalalu bisa dihindari dan untuk melangkah kedepan, islam juga tidak semerta-merta hilang dari dunia eropa kebudayaan dan agama akan tetap melekat di sejarah dan kehidupan mereka yang tidak bisa dilupakan begitu saja, dan hal itu terbukti karena banyak bangsa mereka yang memeluk juga perkembanganya agama islam itu sendiri yang bisa kita ketahui melalui media.
BalasHapuspak, kalo emang misalkan pada perang salib diakui bahwa ilmu kedokteran itu bersumber dari Ibnu Sina, kenapa sekarang-sekarang nama Ibnu Sina luput begitu saja dan hanya diketahui oleh segelintir orang?
BalasHapusSeperti yang kita ketahui Bani Abbasiyah menjadi tonggak akhir kerajaan besar Islam. Runtuhnya kerajaan besar ini menjadi awal kemunduran dunia Islam yang selanjutnya terpecah menjadi lima kerajaan besar, diantaranya: Turki Utsmani(Turki), Mughal(India), Safawi(Persia), Aceh Darusalam(Melayu), Mataram(Jawa). Mengalami kemunduran di abad ke-17 dan ke-18 dikarenakan berbagai faktor seperti yang telah disebutkan dalam tulisan di atas. Salah satunya adalah invasi bangsa barat terhadap wilayah geografis dunia Islam dengan berbagai latar belakang. Akhirnya berujung pada imperialisme dan kolonialisme bangsa barat terhadap dunia Islam.
BalasHapusAsal kata imperialisme berakar dari dua kata yaitu imperator yang berarti memerintah dan imperium yang berarti kerajaan besar di daerah jajahan. Imperialisme dapat diartikan sebagai sistem penajajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain. Imperialisme juga sering dibedakan menjadi dua, yaitu imperialisme modern dan kuno. Disebut kuno apabila terjadi di masa sebelum adanya revolusi industri dan modern setelah terjadinya revolusi industri. Selanjutnya kolonialisme, kolonialisme berakar dari dua kata, yaitu colonia yang artinya tanah pemukiman atau jajahan dan coloni yang artinya negara yang dikuasai. Kolonialisme menjadi sistem dimana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara jajahan.
Menyikapi berbagai faktor penyebab kemunduran dunia Islam hal lain yang perlu diperhatikan adalah revolusi. Revolusi industri bermula di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sampai abad ke-19 (1750-1850). Mengubah secara keseluruhan sistem agrikultural menjadi industrial. Terjadi tidak hanya di Inggris atau Eropa tetapi mengakar ke seluruh dunia termasuk dunia Islam. Inggris, Perancis, Belanda, Portugis dan Spanyol adalah negara-negara yang menguasai sebagian besar dunia pada awal abad 19.
Negara-negara itu memiliki kawasan jajahan sangat luas tidak hanya di kawasan Asia yang di dominasi oleh Negara Muslim tetapi juga wilayah Afrika dan Negara-negara muslim lain yang beberapa bagian telah tersentuh oleh dinasti Abbasiyah. Secara otomatis apa yang terjadi di Inggris akan berdampak pada Negara jajahan Inggris dan mengubah keseluruhan sisitem. Tidak hanya dalam permasalahan ekonomi tetapi juga berdampaka pada kedudukan social, budaya juga agama negara terjajah.
Rezza Kharisma R/D VI/
Efek yang dirasakan setelah ekspansi barat terhadap dunia Islam akan terus membekas di masyarakat Islam. Apalagi ketika masyarakat Islam-nya itu sendiri tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman dunia barat setelah abad 19. Tidak usah jauh-jauh kita mencari contoh, sebut saja masyarakat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Kita tidak bisa untuk tidak meminta bantuan dari Amerika yang mana Amerika ini merupakan ikon dari dunia barat, Amerika besar dengan kekuasaan dan ke-adidaya-annya.
BalasHapusNamun, tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia juga memiliki efek positif dari terjadinya kolonialisme dan imperialisme yang menyerang Indonesia, hal itu ialah bisa dilihat dari segi arsitektur, seni, dan industri yang negeri Belanda tinggalkan di Indonesia. Sebut saja arsitektur gedung gubernur yang bernilai seni juga ada pabrik gula di Klaten yang merupakan salah satu dari bukti positif peninggalan Belanda untuk Indonesia.
Saya pikir, masyarakat muslim tidak akan pernah maju selama kita (termasuk saya) masih saja manja terhadap dunia barat. Maka dengan ini saya mengajak dengan teman-teman muslim semua, ayo mari kita bangkit dan jayakan kembali Islam yang pernah ada dengan kembali ke Al-Qur'an dan Al-Hadits (Ini saya kutip dari seorang Ustadz yang pernah saya dengar tausiyahnya, tetapi, saya lupa namanya hhe :D ).
kolonialisme Eropa terhadap dunia islam sangat berpengaruh terhadap kehidupan dunia islam terutama di kerajaan-kerajaan islam di bidang politik, ekonomi , teknologi juga ilmu pengetahuan. akibatnya dunia islam tersebut mengalami kemunduran dan sebaliknya Eropa mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terjadi judtru karena bangsa Eropa mempelajari ajaran islam mengenai khasanah agama islam dan metode berpikir islam dengan menerjemahkan karya-karya umat islam. sehingga Eropa menjadi The New Europe (Renaissance). saat ini umat islam justru mengikuti pemikiran bangsa Eropa, padahal bangsa eropa itu sendiri mengalami kemajuan karena ajaran islam. Eropa dapat menjajah bangsa-bangsa islam dan memperbudak orang islam justru karena ajaran islam itu sendiri. seharusnyasetelah membaca tulisan diatas, umat Islam dapat berintrospeksi diri dan mengubah pola pikir yang tadinya terpengaruh oleh budaya Eropa mulai memperbaiki menjadi Islam sejati karena telah diketahui bahwa Eropa-lah yang telah mengambil ajaran agama islam itu.
BalasHapusYusrina Havilah
BSI/VI/D
akibat dari imperialisme dan kolonialisme ternyata begitu sangat berpengaruh bagi seluruh kehidupan, hingga sekarangpun masih terasa sekali akibat-akibat dari jajahan tersebut. terlebih lagi pada bidang industri, yang menyebabkan masyarakat agricultur menjadi masyarakat industri sebagai akibat dari imperialisme.
BalasHapusUlfa Alfia Hs / D
Kolonialisme merupakan upaya bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan tanah-tanah garapan/wilayah berikut para penggarapnya atua bisa disebut sebagai budaknya. kolonialisme ini dilakukan oleh kelompok orang yang menaungi sebuah organisasi pada waktu itu seperti; VOC Nusantara, EIC di India & Afrika, juga oleh Amerika latin/selatan. Faktor yang mendorong terjadinya kolonialisme tidak lain adalah faktor Ekonomi. bangsa2 Eropa ingin menguasai seluruh lahan dan orang2 yang ada padsa saat itu,
BalasHapussedangkan imperialisme adalah upaya-upaya negara2 untuk menancapkan kekuasaan politiknya dinegara2 jajahan. tujuannya adalah untuk politik, ekonomi, dan lainnya.
oleh sebab itulah , kolonialisme dan imperialisme dunia Barat terhadap dunia Islam memberi banyak dampak kepada umat Islam seluruh dunia yang mengalami penjajahan, dampak baik maupun dampak buruk dirasakan oleh umat Islam, baik ekonomi, politik bahkan karya sastra. karena sebagian besar dunia Muslim menjadi jajahan Barat-Eropa , tema-tema yang muncul terhadap kesustraan muslim pada saat itu berkaitan terhadap perlawanan kolonialisme, selain tema-tema yang lainnya.
oleh :
Siti Syarah
BSI/D/VI
1211503137
syifa nurhilyati
BalasHapusBSI vi D
1211503139
setelah membaca blog bapa, saya jadi tahu banyak tentang sejarah islam.
di atas adalah tulisan yang membahas tentang "Kolonialisme dan Imperialisme Eropa atas Dunia Islam".
dengan ditulisnya materi tersebut saya jadi tahu tentang sebab-sebab runtuhnya beberapa kerajaan Islam dan sebab-sebab mundurnya kejayaan Islam.
saya sangat sedih mengetahui hal tersebut, tetapi itu mwnjadi motivasi untuk saya, agar saya bisa memperjuangkan Islam agar tidak tertindas lagi
bangkitnya eropa dari kegelapan yg di sebut renaisance karena faktor ekonomi dan politik melalui perdagangan yg di lanjutkan dengan penjajahan daerah /negara islam. artikel ini sangat membantu untuk mengetahui lebih besar tentang sejarah islam dibenua eropa
BalasHapuskolonialisme barat terhadap dunia islam di wilayah timur berdampak pada kehidupan spiritualitas keagamaan masyarakat jajahannya. sebagaimana di India, kolonialisme Inggris di India yang menonjol menurut saya adal di bidang pendidikan. Inggris membangun sekolah untuk masyarakat India untuk "mencuci otak" dengan paham sekularisme yang dibawanya, sehingga masyarakat India jauh dari kehidupan beragama, terutama agama Islam.
BalasHapusdunia islam bisa mengalami kemunduran, karena beberapa faktor. seperti halnya, di dalam persatuannya pun pada saat itu kurang bersatu dalam memajukan islam itu sendiri. beberapa kerajaan islam saling bersaing untuk menonjolkan kerajaan itu sendiri tanpa mengingat akan hal negatif dari saling bersaing tersebut. kelemahan tersebut, digunakan bangsa eropa untuk merebut kejayaan islam dan menjatuhkannya. dengan demikian, bangsa eropa bisa menyebarkan agama krisrten di daerah jajahannya. (Widi Nadiarenata, BSI / IV / D)
BalasHapusRuntuhnya kerajaan Bani Abasiyyah menjadikan perpecahan dalam Negara Islam sendiri, hal ini menjadikan terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam yang lebih kecil, yakni, Turki Utsmani(Turki), Mughal(India), Safawi(Persia), Aceh Darusalam(Melayu), Mataram(Jawa). Kerajaan-kerajaan ini memang besar dan berkembang pesat pada masanya, namun kepintaraan bangsa Eropa menjadikan kerajaan-kerajaan Islam menjadi runtuh.
BalasHapusDalam runtuhnya kerajaan-kerajaan islam saya pikir karena tidak kompaknya kerajaan-kerajaan Islam itu sendiri, contohnya hampir di kerajaan-kerajaan Islam di atas runtuh karena masalah internal, seharusnya tidak menjadi kekurangan jika saja memiliki orang-orang yang kompeten atau terlatih. Masalah internal seperti ada perpecahaan dalam keluarga kerajaan, kurang terlatihnya prajurit sehingga kurang bersemangat, atau perebutan tahta dalam kerajaan itu sendiri tidak perlu terjadi.
Tidak bisa di salahkan bahwa bangsa Eropa itu di sebut Negara pencuri, karena menurut saya mereka memahami karya Islam yang sudah di terjemakan ke dalam bahasa Latin Yunani. Hal ini didasarkan lemahnya Negara Muslim itu sendiri. Eropa memang pintar walaupun Muslim menganggap bahwa Eropa itu mengklain karya Islam, namun menurut saya ini karena kurang terlatihnya orang-orang di Negara Islam seperti lambatnya membuat kemajuan teknologi. Ketika Eropa mendapatkan Ilmu yang sama mereka bisa menjajah dan terjadinya Imperialisme yang asalnya adalah kolonialisme.
Imperialisme ini lebih kejam dari kolonialisme, karena imperialism menjajah segala aspek, dari mulai lahan, politik, masyarakat, hingga budaya dan pendidikan. Jika kolonialisme hanya menjajah daerah lahan dan masyarakat yang dijadikan budak saja. Hal ini tidak bisa terelakan bahwa Eropa memang hebat dan berpengaruh hingga sekarang seperti Negeri kita sekarang yang sudah hampir menjadi warga yang mengikuti industrialisasi dunia.
Akhirnya kita bisa mengetahui bahwa untuk menjadi Negara hebat harus mulai dari hal-hal yang kecil seperti melatih semangat warganya sendiri, tidak hanya mementingkan diri sendiri yang hanya akan mudah diruntuhkan bangsa lain.
Rizki Restu Permana
1221503118/VI/D
faktor2 kemunduran 3 kerajaan besar Islam (mughal, utsmani dan syafawi) memiliki persamaan yang cukup jelas yaitu terletak pada kondisi ekonomi dan moral yang dialami oleh masyarakatnya.
BalasHapus_Sintha Ginayani Sy._
BSI/VI/D
Tidak bisa dipungkiri kekuatan eropa yang mumpuni dalam berbagai bidang dapat dengan mudah meruntuhkan kerajan-kerajan Islam besar seperti Turki Usmani. Hal ini dapat dibuktikan setelah Christoper Colombus menemukan Benua Amerika (1492 M) dan Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498 M), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ketangan kekuasaan Eropa. Dua penemuan ini sungguh tidak terkirakan nilainya. Dengan ini Bangsa eropa tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.
BalasHapusBerbicara mengenia dampak penjajahan dunia barat terhadap dunia islam masih dapat kita rasakan sampai sekarang. Seperti masuknya budaya asing pada ajaran agama Islam.
menurut saya jatuhnya kekuasann Islam baik dalam mempertahankan wilayah maupun ekonomi ketangan Barat itu pantas saja bila terjadi. karena bila melihat dari awal mulai runtuh satu persatu kerajaan Islam akibat dari keserakahan penguasa dan kejumudan dalam berfikir, dan terlalu berpuas diri, sehingga menyebabkan Eropa dengan leluasanya mengambil alih semua itu. karena memang yang dapat menarik perhatian Eropa terhadap kita adalah politik dan ekonomi. (Raisa)
BalasHapusPembahasan mengenai kolonialisme ini sangat bermanfaat. Karena banyak pengulasan mulai dari asal-muasal penjajahan dan keruntuhan kerajaan Islam, proses penjajahan sehingga hancurnya kerajaan-kerajaan Islam, sampai dampak yang ditimbulkan dari jajahan itu. Sehinga kita sebagai penerus Islam bisa berkaca pada masa lalu, supaya tidak terjadi hal yang seperti itu lagi.
Untuk kerajaannya sendiri bila kita simak, memang pada saat itu kekuatan Islam cukup lemah, wajar saja bila dengan mudah para penjajah itu menguasai daerah Islam, dan mengambil alih semua yang ada pada wilayah itu. Maka dari itu kita wajib melihat sebab-sebab Islam runtuh pada masa itu supaya tidak terjadi hal seperti itu lagi. (Neng Rini A, maaf pak blog saya ga bisa dibuka. jadi ikut dulu ke blog Raisa)
Nama: yuansyah
BalasHapusNIM: 1211503150 BSI
Periode sejarah memang seperti itu adanya, menurut saya tidak ada yang patut kita salahkan hanya saja perubahan budaya dari agliculture menjadi industrialis membawa dampak positif dan negative hingga pada saat ini. Sisi positifnya membawa perkembangan dan melakukan perubahan besar dalam ilmu pengetahuan terhadap dunia yang didominasi oleh ilmu yang berasal dari Eropa dan inggris itu. Konon menurut sejarah dan beberapa artikel menyebutkan umat Kristen belajar di sepanyol ketika islam maju dan seolah-olah dianggap mencuri ilmu pengetahuan, politik, seni dsb yang dicap sebagai produk kemajuan eropa. Sisi negatifnya islam yang bukan hanya sebagai agama namun juga budaya, telah runtuh akibat perkembangan zaman.
Lemahnya pembentuan kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di beberapa Negara seperti Turki Utsmani(Turki), Mughal(India), Safawi(Persia), Aceh Darusalam(Melayu), dan Mataram(Jawa) saya pikir diakibatkan oleh factor internal yang lebih besar ketimbang eksternal itu sendiri. Selain terpengaruh oleh Negara jajahan, pondasi-pondasi islam seperti kepentingan bersama yang diutamakan telah roboh maka dari itu, islam sangat mudah sekali untuk dijajah karena ketiadaan kekompakan diantara mereka.
perihal tentang kolonialisme dan imperialism menuju abad renaissance benar-benar mencengangkan. Runtuhnya kita sebagai umat islam menurut saya karena meninggalkan sunnah, quran dan hadis sebagai pedoman kita sementara mereka malah terbalik. Seharusnya kita sebagai umat islam tidak begitu saja menjelek-jelekan karena tidak dapat kita pungkiri kita menikmati periode industrial tersebut akan tetapi kita juga jangan keliru terhadap ilmu pengetahuan sebagai pra anggapan bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sebagai tujuan namun hanya sebagai instrument untuk mensejahterakan kita.
Akhir kata dalam komentar ini, lalu bagaimana kita menyikapinya? Dengan serta merta kita tidak dengan mudah menjawab hal ini, namun yang pasti sejarah akan selalu memberikan pelajaran untuk masa depan. Maka dari itu kita jangan pesimis untuk tetap membela apa yang benar menurut ajaran alquran dan tidak begitu saja menerima teori-teori bawaan bangsa penjajah yang mengatasnamakan kebenaran. Sebagai contoh seperti teori Darwin yang mengatakan manusia berasal dari monyet.
Wassalamu alaikum warrohmatullahi wabaraokatuh.
Berbicara mengenai kolonialisme barat terhadap dunia islam tidak terlepas dari peranan salah seorang tokoh, yakni Muhammad Iqbal. Beliau adalah seorang pemikir kontemporer yang sangat gigih melawan rasialisme yang menghancurkan persaudaraan antar umat. Beliau mengkritik Ernest Renan yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah musuh besar Islam. Musuh Islam yang terbesar menurut Iqbal adalah gagasan tentang ras (race-idea) yang juga sebenarnya merupakan musuh terbesar kemanusiaan. Beliau telah mengerahkan hampir seluruh energinya dengan tujuan tunggal, yakni reorientasi nilai-nilai kemanusiaan Timur dan Barat. Beliau mengusulkan agar Barat dan Timur dipertautkan dengan mengawinkan penalaran (ziraki) dan cinta (’isyq). Bagi Barat, penalaran (akal) merupakan instrument kehidupan, namun bagi timur rahasia alam semesta terletak dalam cinta (‘isyq). Dengan bantuan cinta, akal akan berkenalan dengan realitas. Sedang untuk penguatan fondasinya, cinta menerima kekuatan dan akal. Bila cinta dan penalaran saling berpelukan, akan terciptalah sebuah dunia baru. Dengan mengawinkan cinta dan penalaran, obsesi Muhammad Iqbal adalah segera terwujudnya saling pengertian spiritual antara Barat dan Timur.
BalasHapusMenurut saya kemunduran islam sejak saat itu masih bisa kita lihat dan rasakan sampai dengan saat ini dampaknya, dimana perbedaan antara pemilik kekuasaan dan pekerja sangat memperlihatkan perbedaan status, ketidak saling menghormati antar manusia walaupun merek sebangsa, sumber daya alam yang terkuras tanpa melihat dampak diberbagai sisi selain keuntungan si pemilik modal yang menjadi pengontrol kapitalisme selanjutnya.
BalasHapusKemunduran islam pada saat itu sebenarnya bisa diminimalisir jikalau kita membatasi ilmu yang mereka serap yang selanjutnya dijadikan senjata untuk menghancurkan islam dengan mengembangkan ilmu dan teori itu. Pikiran bangsa Eropa pada saat itu lebih cepat untuk mengambil tindakan.
Nama: Rossy Agustina
Nim: 1211503121/ VI D
Kolonialisme dan imperialisme yang terjadi pada abad 17 di Eropa mempengaruhi Islam sampai sekarang, Indonesia tentunya. Keegoisan bangsa Turki Utsmani membuat kerajaan sedikit merosot padahal kerajaan mereka terbilang maju. Sebagian besar penemu hebat berasal dari sana dan juga sastrawan hebat. Miris melihat perkembanga Eropa abad 19, pemikiran dan alat-alat modern membuat mereka menguasai dunia. You know what? That should be Moeslem not them!!!
BalasHapusYuliana Sofyani / VI D
pada intinya, saat kemajuan eropa dalam berbagai aspek baik ekonomi, teknologi, pengetahuan, dan lain lain yang mempengaruhi adanya kolonialisme dan imperialisme khususnya terhadap islam dipengaruhi pula oleh faktor internal dalam islam sendiri pada saat kerajaan-kerajaan islam di dunia mulai mengalami kemunduran.momentum ini pula lah yang membuat islam menjadi sasaran empuk bagi eropa.
BalasHapusBintang Akbar
BSI/VI/A
( akbarbintangakbar.blogspot.com )
Siti komariah, BSI/VI/D. menurut saya, adanya imperealisme ini memang memberikan dampak negatif yang berimbas pada islam, sehingga banyak di antara budayanyapun menjadi salah satu sasaran yang tepat bagi eropa dan bangsa lainnya. meskipun tokoh islam sangat banyak dan juga sangat berperan luar biasa dalam mempertahankan islam dan segala aspek yang menjadikepemilikannya, hal itu tetap membuat kolonialisme dan imperealisme tetap terlihat pengaruhnya hingga sekarang. namun, indonesia yang identik dengan jumlah penduduk islam terbanyak, tentunya tetap susah untuk mandiri mengingat indonesia sendiri masih menjadi negara yang berpantung pada negara lain.
BalasHapusmelihat penjelasan imperialisme dan kolonialisme terhadap dunia islam di atas, sebetulnya saya punya satu pertanyaan. apakah tidak ada orang yang berterima kasih terhadap imperialisme dan kolonialisme ini?? karena banyak hasil dari imperialisme dan kolonialisme yang sampai saat ini kita pakai dalam berbagai bidang. dari tulisan di atas saya melihat hanya tentang kekurangan imperialisme dan kolonialisme saja.
BalasHapusbangbang surya h
1211503015
bsi vi A
Hanya ingin berceloteh sedikit: Mengenai islam dan renaisance Eropa, saya pernah membaca (dan masih menyimpan tulisan nya) versi orang non-muslim yg sgt bertolak belakang dengan sejarah Islam. Tentu saja sbg seorang Muslim, dan saya pikir scra logika, lebih meyakini bahwa jstru Islam memiliki pengaruh pencerahan pada Barat. dan saya jadi teringat...benar kata bapak, bahwa salah satu kelemahan kita adalah buta sejarah. Misalnya sja, sejak zaman sekolah dulu, jarang sekali pengajar sya yang memberitau siapa penemu x, y, z. Kalaupun ada, telinga saya kbanyakan hanya mendengar nama2 Barat, padahal setelah saya baca-baca lagi, bahkan orang-orang Islam sudah menemukan x,y,z jauh sebelum penemuan orang Barat yang kita kenal. Padahal jika kita mau belajar sejarah Islam dan terus mengajarkn lg pd generasi Islam tentang tokoh2 Ilmuwan Islam, kita pasti akan lbh bangga kepada Islam. (Bsi-C-IV)
BalasHapus