Kamis, 27 Oktober 2011

Hafiz al-Shirazi


     Alih-alih menyoal tentang popularitas dari Hafidz, informasi tentang detil-detil biografi Hafidz ini kurang lengkap. Namun, memori kolektif orang-orang Persia [Iran] masih menyisakan nama Hafidz ini sebagai salah satu tokoh besar dalam keilmuan, kesusasteraan, dan kesufian.
    Beberapa informasi mengenai Hafidz dapat disajikan sebagai berikut:         
  1. Hafiz/Hafez (penyair)  atau Khwajeh Shams al-Din Muhammad Hafez-e Shirazi (خواجه شمس‌الدین محمد حافظ شیرازی dalam Bahasa Persia)lahir sekitar tahun 1320 M di Syraz, sebuah kota indah di Persia Selatan. Kota ini, pada saat itu, merupakan salah satu kota yang selamat dari serangan-serangan invasi bangsa Mongol dan Tartar, selama periode sejarah kelam umat Islam. Dia menghabiskan hampir seluruh kehidupannya di kota taman yang berbudaya ini. Hafidz wafat pada tahun 1388/1389 M.
  2. Kehidupan Hafidz berada pada keluarga biasa, namun religius. Dia adalah anak bungsu dari tiga laki-laki dalam keluarga tersebut. Ayahnya penjual batu bara, yang meninggal ketika Hafidz berusia sebelas tahun. Sepeninggal ayahnya, Hafidz bekerja sebagai penjual roti, yang sebagian penghasilannya ia sisihkan untuk membiaya pendidikannya. Selama bertahun-tahun, ia belajar  untuk menguasai ilmu-ilmu klasik, yakni al-Qur'an, grammatika Arab, teologi, metafisika, logika, matematika, astronomi, sastra, kaligrafi dan sufisme. Salah satu kompetensi yang dimiliki olehnya adalah keahlian dalam kaligrafi, yang mengantarkannya menjadi salah satu kaligrafer, perancang sketsa, dan penalin naskah profesional pada zamannya.
  3. Ia banyak mempelajari karya-karya dari Sa'di al-Syirazi, Farid al-Din al-Aththar, dan Jalaluddin Rumi. Karenanya, wajar apabila dalam karya-karya Hafidz terdapat berbagai serpihan dari karya-karya tokoh-tokoh sebelumnya. Ketika puisi-puisinya mulai dikenal, ia pun kemudian berpatronase dengan beberapa penyair dan penguasa lokal; karenanya, ia pun dikenal sebagai penyair istana. Ia pun kemudian mengajar pada beberapa madrasah dan al-Jamiah yang ada di Syiraz.
  4. Beberapa karyanya (puisi dan prosanya) menunjukkan kekritisan Hafiz terhadap kekuasaan yang saat itu dipenuhi friksi dan korup, yang pada saatnya dijadikan alasan para penguasa untuk menyingkirkan Hafidz dari lingkaran Istana. Beberapa kali Hafidz dibuang (diasingkan) dan keluar dari Syiraz. Puncaknya adalah ketika ia kehilangan anak satu-satunya, ketika mereka pada masa buangan. Kehilangan anaknya ini telah "memukul" Hafidz pada kesedihan mendalam. Namun, pada sisi lain, kehilangan ini merupakan "titik picu" dari produktivitas karya-karyanya. 
  5. Ia dikenal sebagai tokoh mistik dan penyair Iran. kadang-kadang disebut juga "Hafiz dari Shiraz". Terlahir dengan nama Syamsy al-Din Muhammad, namun kemudian al-Hafidz dipilihnya ketika ia mulai menulis karya-karyanya, sebagai nama sebagai bentuk keta'dzimannya pada kebesaran al-Hafiz (1149 M), Khalifah kesebelas dari dinasti Fatimiah. Melihat dari periode kahidupannya, ia dimungkinkan sezaman dengan salah satu pujangga besar Inggris, yakni Geoffrey Chaucer. Geoffrey Chaucer (kemungkinan besar London, 1343 – 25 Oktober 1400) adalah seorang sastrawan, penyair, filsuf, diplomat dan birokrat Inggris. Ia seringkali disebut sebagai bapak Sastra Inggris. Meski Chaucer menulis banyak karya, karyanya yang ternama adalah cerita bingkainya The Canterbury Tales yang tidak selesia. Ia kadangkala dianggap sebagai penulis pertama yang menunjukkan kekuatan bahasa Inggris untuk menulis karya sastra dan tidak menggunakan bahasa Perancis atau bahasa Latin. 


Bandung, 27 Oktober 2011
Dadan Rusmana

2 komentar:

  1. GREAT SIR KARYANYA..
    SEMANGAT.

    BalasHapus
  2. syukron atas kunjungannyannya, semoga bahagia dan damai bersama kita semua.

    BalasHapus