Perjalanan Pun Dimulai
Martin Lings (atau dikenal dengan nama Abu Bakar Siraj al-Din) dikenal
sebagai sarjana dan penulis muslim sufi. Ia merupakan ahli Shakespeare serta murid
dan pengikut Rene Guenon dan Frithjof Schuon. Ia lahir di Burnage,
Lancashire, Manchester, tanggal 24 Januari 1909 pada sebuah keluarga
Protestan. Meski begitu, dia banyak menghabiskan masa kanak-kanak dan
remajanyanya di Amerika Serikat, mengikuti ayahnya. Kembali ke Inggris,
dia bersekolah di Clifton College, Bristol. Setelah itu, Lings
melanjutkan pendidikan di Magdalen College, Oxford, belajar literatur
Inggris dan memperoleh gelar BA tahun 1932. Saat sekolah di Magdalen ini
ia berteman dengan C.S. Lewis. Pada tahun 1935, dia pergi ke Vyatautas
Magnus University di Lithuania, menjadi pengajar studi Anglo-Saxon dan
Inggris Abad Pertengahan.
Salah satu moment penting pada masa ini adalah ketika ia menemukan dan membaca mendalam dari karya René Jean Marie Joseph Guénon (dikenal dengan nama Abd al-Wahid Yahya; ahli metafisika Perancis yang kemudian masuk Islam). Dia lantas menjadi asisten pribadi serta penasehat spiritual Guenon. Pada saat yang sama Ia pun pergulatannya dengan Frithjof Schuon (ahli metafisika perenialis dan spiritual Islam berasal dari Jerman). Karenanya wajar apabila kemudian kedua tokoh di atas, sedikit banyak, mempengaruhi intelektualitas dan kepenyairan Martin Lings.
Tahun 1939-1940, Lings datang ke Mesir mengunjungi seorang temannya
yang kebetulan mengajar di Universitas Kairo. Ia pun mulai mengakrabi
bahasa Arab. Akan tetapi, pada saat kunjungannya itu, sang teman
meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Lings ditawari untuk
mengisi posisi temannya sebagai pengajar bahasa Inggris. Dia menerima
tawaran tersebut dan akhirnya tinggal di Mesir hampir lebih dari satu
dekade. Di tengah-tengah aktivitas mengajarnya, ia sempat beberapa kali
menulis naskah drama (paly) Shakespeare dan memerankannya di
Mesir. Saat inilah, Lings sangat intens mempelajari Islam. Setelah
banyak berhubungan dengan ajaran Sufi Shadlhiliyya, dia berketetapan
hati untuk masuk Islam.
Terjun ke dunia Sastra dan Seni
Tahun 1944 menjadi tahun bersejarah bagi Lings. Pertama, dia menikah
dengan Lesley Smalley, keduanya lantas tinggal di sebuah kamp pengungsi
di dekat piramid. Kedua, tahun itulah awal kiprahnya di bidang seni,
dengan memproduksi sandiwara “Shakespeare”. Para pemainnya tak lain
adalah para muridnya.
Ia
memang senang mempelajari karya-karya pujangga itu. Ketertarikannya
pada karya-karya Shakespeare lantas membawanya, sekitar 40 tahun
kemudian, membuat buku berjudul The Secret Of Shakespeare: His Greatest Plays Seen In The Light Of Sacred Art.
Lings mungkin sudah memutuskan untuk tinggal selamanya di Mesir, namun
situasi politik mengubah segalanya. Revolusi anti-Inggris oleh kaum
Nasionalis pimpinan Abdul Naser, pecah, dan seluruh staf universitas
berbangsaan Inggris terpaksa diungsikan. Kembali ke London tahun 1952,
tanpa punya pekerjaan, Lings memutuskan untuk melanjutkan studi.
Sementara Lesley yang berprofesi sebagai psikoterapis, bekerja sesuai
bidangnya itu.
Setelah berhasil memperoleh gelar BA pada jurusan studi Arab, dia juga
memperoleh gelar PhD dari School of Oriental and African Studies (SOAS)
untuk tesisnya tentang seorang sufi terkenal asal Aljazair, Ahmad
Al-Alawi. Itu sekaligus menjadi basis dari salah satu bukunya yang
terkenal berjudul A Sufi Saint of the Twentieth Century. Kemudian tahun 1955, dia bekerja sebagai asisten penelaah Naskah-naskah dan Buku-buku Ketimuran (overseeing eastern manuscripts and other textual) pada
British Museum. Pekerjaan itu dilakoninya hingga dua dekade. Tahun
1973, Lings merangkap kerja di British Library, di mana dia memfokuskan
perhatiannya terhadap kaligrafi Quran. Saat ini, ia banyak
mengkontribusikan beberapa tulisannya pada jurnal, Studies in Comparative Religion. Beberapa tahun kemudian, dia mempublikasikan karya klasiknya pada subyek yang sama; The Qur’anic Art Of Calligraphy And Illumination, bertepatan dengan penyelenggaraan Festival Dunia Islam tahun 1976.
Sejak itu, Lings pun mulai menulis secara teratur. Karya-karyanya,
selain Sufism dan buku-buku lainnya, meliputi juga artikel mengenai
tasawuf pada terbitan Cambridge University, Religion in the Middle East, The Eleventh Hour: The Spiritual Crisis of the Modern World in the Light of Tradition and Prophecy. Bahkan sebagai ahli Shakespeare, ia
banyak menulis tentang Shakespeare dalam dimensi pemaknaan mendalam dan
kental dengan pandangan spiritulitas Islam. Dalam beberapa tulisan
terakhir, buku Lings tentang Shakespeare (yang diberi pengantar oleh
Charles, Pangeran Wales), ia memberikan pandangan khasnya dalam Shakespeare's Spirituality: A Perspective. An Interview With Dr. Martin Lings. Tulisan-tulisan
Lings dan lainnya pada Jurnal-Jurnal di Eropa dan Amerika ini turut
andil dalam memperluas cakrawala dunia Barat dalam memahami ketinggian
Islam.
Namun, dari semua itu, salah satu karyanya yang paling menonjol adalah buku berjudul Muhammad: His Life Based On The Earliest Sources
(pertama kali dipublikasikan pada tahun 1983), yang dia dedikasikan
untuk pemimpin Pakistan, Zia ul-Haq. Buku ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan judul Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik,
yang sungguh luar biasa. Dengan keahlian yang seolah tak tertandingi,
Martin Lings menghadirkan pada kita riwayat hidup Nabi Muhammad SAW
dengan narasi dan detil mengagumkan. Buku tersebut, oleh banyak kalangan
dinilai sebagai salah satu buku biografi Rasul terbaik yang pernah
diterbitkan. Hanya seorang berkemampuan istimewalah yang dapat
menghasilkan buku sedemikian menyentuh.
Melalui karya-karyanya, semisal terjemahan teks Islam, puisi, seni, dan
filsafat, dapatlah diketahui kualitas keilmuannya. Sering disejajarkan
dengan Titus Burckhardt, Rene Guenon, Fritjhof Schuon, eksistensi Lings
identik dengan seorang sufi yang gigih dalam menyebarkan Islam di Barat.
Namun di luar itu semua, hal yang paling berkesan dari Lings adalah
keterkaitan karya dengan jiwa ihsan (keindahan dan kecemerlangan) yang
dimilikinya. Ini pada akhirnya, membuat dia akan selalu menganggap bahwa
nilai estetis dari sebuah tulisan bagaikan artefak keimanan.
Ditulis dari perspektif seorang cendekiawan-sejarahwan yang juga
mempraktekkan Islam dalam keseharian, buku tersebut cepat terkenal dan
menjadi bacaan wajib mengenai kehidupan Nabi Muhammad. Buku ini sudah
diterjemahkan ke dalam 10 bahasa serta memperoleh sejumlah penghargaan
dari dunia Islam.
Profesor
Hamid Dabashi dari Columbia University, mengungkapkan kekagumannya.
“Ketika membaca buku Muhammad karya Lings, kita akan bisa merasakan
semacam efek kimia pada narasi dan komposisi bahasa yang terkombinasi
dengan keakuratan serta gairah syair. Lings adalah cendekiawan-penyair,”
katanya.
Komitmennya dalam Islam terbawa sepanjang hayat. Bahkan 10 hari sebelum
meninggal dunia, Lings masih sempat menjadi pembicara di depan 3 ribu
pengunjung pada acara Maulid Nabi Muhammad, bertajuk ‘Bersatu untuk Sang
Nabi’ yang diadakan di Wembley. Dan Lings mengatakan, itu adalah
pertama kalinya dia berbicara mengenai makna kehidupan Nabi Muhammad
dalam waktu 40 tahun. Tepat tanggal 12 Mei 2005 lalu, Martin Lings,
menghembuskan nafas terakhir dalam usia 96 tahun. Umat Islam di seluruh
dunia pun berkabung atas wafatnya penyair sufi modern terkemuka ini.
- The Underlying Religion (World Wisdom, 2007) ISBN 978-1-933316-43-7
- Splendors of Qur'an Calligraphy And Illumination (2005), Thesaurus Islamicus Foundation, Thames & Hudson, ISBN 0-500-97648-1
- A Return to the Spirit : Questions and Answers (2005), Fons Vitae, ISBN 1-887752-74-9
- Sufi Poems : A Mediaeval Anthology (2005), Islamic Texts Society, ISBN 1-903682-18-5
- Mecca: From Before Genesis Until Now (2004), Archetype, ISBN 1-901383-07-5
- The Eleventh Hour : the Spiritual Crisis of the Modern World in the Light of Tradition and Prophecy (2002), Archetype, ISBN 1-901383-01-6
- Collected Poems, revised and expanded (2002), Archetype, ISBN 1-901383-03-2
- Ancient Beliefs and Modern Superstitions (2001), Archetype, ISBN 1-901383-02-4
- What is Sufism (Islamic Texts Society, 1999) ISBN 978-0-946621-41-5
- The Secret of Shakespeare : His Greatest Plays seen in the Light of Sacred Art (1998), Quinta Essentia, distributed by Archetype, (hb), ISBN 1-870196-15-5
- Sacred Art of Shakespeare : To Take Upon Us the Mystery of Things (Inner Traditions, 1998) 0892817178
- A Sufi saint of the twentieth century: Shaikh Ahmad al-°Alawi, his spiritual heritage and legacy (Islamic Texts Society, 1993) ISBN 0-946621-50-0
- Symbol & Archetype : A Study of the Meaning of Existence (1991, 2006), Fons Vitae Quinta Essentia series, ISBN 1-870196-05-8
- Muhammad : His Life Based on the Earliest Sources (Islamic Texts Society, 1983) ISBN 0-04-297042-3
- The Quranic Art of Calligraphy and Illumination (World of Islam Festival Trust, 1976) ISBN 0-905035-01-1
- The Heralds, and other Poems 1970
- The Elements, and Other Poems (1967), Perennial Books
- The Book of Certainty: The Sufi Doctrine of Faith, Wisdom and Gnosis Abu Bakr Siraj al Din 1952, 1970, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar