Selasa, 18 Maret 2014

SULTAN DARI PALERMO: TARIQ ALI

Awal Narasi
Seorang Sultan di Palermo adalah novel keempat dalam serial tetralogi novel sejarah Islam karya Tariq Ali. Tiga novel pertama adalah Bayang-Bayang Pohon Delima yang berlatar Spanyol, Kitab Salahuddinyang berlatar Timur Tengah, dan Perempuan Batu yang berlatar Turki. Novel ini meskipun berjudul Seorang Sultan Dari Palermo akan tetapi tokoh utama dalam novel ini adalah Muhammad al-Idrisi, Ilmuwan pembuat peta terkemuka yang juga seorang pecinta yang berkobar-kobar. Cetita dalam novel ini berjalan dengan kisah menarik antara Sultan Rujari atau lebih dikenal denga Raja Roger II dangan tokoh utama dalam novel ini. setting tempat dalam novel ini adalah pulau Sisilia pada abad kedua belas. Pada saat itu ummat islam banyak yang masih menghuni pulau ini meskipun pulaui ini telah diambil alih oleh Dinasti Normandia. Novel historis ini berhasil menelusuri akar konflik berabad-abad antara peradaban Islam dan Barat, tokoh dalam novel inipun merupakan tokoh nyata yang hidup pada masa itu, akan tetapi tetap dibumbuhi dengan tokoh-tokoh khayalan yang ditampilkan.

Dalam kenyataannya, Jauh sebelum Dinasti Normandia berkuasa, sisilia telah dikuasai oleh berbagai kerajaan mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin. Di Sisilia, Islam tampaknya mempunyai sejarah yang hampir sama dengan Spanyol, di mana pada abad kesembilan Masehi ia menjadi wilayah kekuasaan Islam yang sebelumnya di bawah pemerintahan dinasti Aqlabi  yang berpusat di Tunisiah, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa dinasti Fatimiyah, sebelum kemudian kembali menjadi wilayah kekuasaan Kristen.
Berdasarkan paparan di atas, bahwa Islam pernah berkuasa dan jaya di Sisilia dan daerah sekitarnya. Dan untuk mengetahui bagaimana sejarah umat Islam di sana, seperti yang telah digambarkan  maka terdapat beberapa hal yang menurut penulis harus diuraikan lebih jauh berkaitan dengan keberadaan Islam di Sisilia, karena penaklukan daerah termasuk dalam rangkaian detik-detik yang menentukan dalam sejarah Islam. Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.     Sejarah Islam di Sicilia
2.      Hubungan konteks sejarah dalam novel Sultan dari Palermo dengan realitas

Sejarah Sisilia
Letak Geografis
Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengah , letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Ionian. Pulau sisilia bergunung-gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya. Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian: Val di Mazara di sebelah barat, Val di Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut. Islam hanya menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritas beragama Kristen.

Islam masuk ke Sisilia
Sebelum islam masuk dan menguasai Sisilia, penguasaan pulaui ini telah berpindah-pindah dari mulai Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian pada akhirnya dikuasai oleh kaum muslim. Ketika invasi Islam ke Eropa pada masa Umar Bin Khattab umat islam telah berniat untuk mengambil alih Sisilia dari penguasaan Byzantium, akan tetapi dengan pertimbangan bahwa letaknya yang terlalu jauh dengan pusat pemerintahan Islam, medannya yang sangat sulit ditempuh dan masih banyak daerah kekuasaan baru yang harus dibenahi  maka niat itupun diurungkan.
Setelah tertunda, niat kaum muslim baru bisa terlaksana pada tahun tahun 662, pada masa Utsman bin Affan (644-645 M), usaha penaklukan sudah mulai dilakukan oleh gubernur di Damaskus yakni Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Khalifah pertama Bani Umayyah). Pada tahun 652 M. ini dibuktikan dengan dikirimnya pasukan islam atas pimpinan Mu’awiyah bin Khudaij. walaupun gagal, pasukan muslim telah berhasil merampas harta kekayaan perang dari pasukan Bizantium.
Walaupun penyerangan pertama dirasa gagal, kaum muslim tetap berupaya untuk menaklukan Sisilia. Dibuktikan dengan dilakukannya beberapa penyerangan setelah penyerangan pertama, diantaranya: pada tahun 667 M setelah Mu’awiyah menjadi khalifah. Pada zaman Abd Malik juga dilakukan serangan, selanjutnya pada zaman al-Walid Ibn Abdul  Malik. Gubernur Afrika utara Musa Ibn Nushair setelah menguasai Andalusia juga menyerang Sisilia di bawah pimpinan anaknya Abdullah. Setelah itu terus dilakukan penyerangan-penyerangan terhadap wilayah ini, namun belum berhasil, hanya mendapatkan harta rampasan perang. Melihat keinginan yang besar dari Islam untuk menguasai Sisilia, kaisar Byzantium, Constantine V menetapkan pasukannya di pulau ini. dan hampir selama 50 tahun Islam tidak melakukan invasi ke sisilia lagi.
Setelah 50 tahun itu, kesempatan untuk menaklukan Sisilia pun hadir. Berawal dari konflik penguasa Romawi. Kaisar Romawi memerintahkan gubernur Sisilia Constantin untuk menangkap Euphemius, seorang komandan tentara Byzantium di Sisilia. Pertempuran tidak terelakkan. Ketika terdesak, Euphemius meminta bantuan kepada Ziyadatullah dan menawarkan kekuasaan atas Sisilia. Tawaran  itu diterima oleh Ziyadatullah.
Pada tahun 827 M (212 H), Ziyadatullah memerintahkan orang kepercayaannya Assad Bin Al-Furad untuk melaksanakan penyerbuan. Ekspedisi yang berlangsung selama dua tahun  dan memakan korban. Pada tahun 831 (216H), Palermo pun dapat dikuasai sehingga pasukan Aqlabi terus dapat Mengokohkan kedudukan di Sisilia, terutama bagian barat Val di Mazzara , tetapi ibu kotanya sendiri, Castrogiofanni (dulunya  syiracuse) baru dapat diduduki pada tahun 859 M (245 H). Kegembiraan pasukan Aqlab ini juga ditandai dengan pengiriman rampasan perang kepada khalifah Bagdad Al Mutawakkil (w. 861 M/247 H). Pada tahun  902 M (289 H). Pulau Sisilia secara penuh dikuasai tiga perempat abad setelah ekspansi pertama mereka.
Sehingga Sisilia berada di bawah pemerintahan Muslim dengan Palermo sebagai ibu kotanya. Sisilia berada di bawah kekuasaan Islam oleh pemerintahan  Aqlabiyah dan kemudian dibawah gubernur-gubernur Fatimiyah sampai penaklukan  oleh orang-orang Norman  pada abad kesebelas.
Gubernur-gubernur Fatimiyah sendiri, sangat tertarik khususnya untuk menguasai Sisilia, karena alasan-alasan politik dan ekonomi mereka ingin mendirikan negara besar laut tengah dan merencanakan untuk membuat Sisilia sebagai pangkalan angkatan bersenjata (laut), supaya  bisa  menangkis  serangan dari Bizantium di pantai-pantai Afrika dan berhasil mewujudkan ambisi-ambisi mereka di Afrika Utara dan Mesir dari sudut pandang ekonomi, mereka berpendapat bahwa Sisilia adalah daerah produktif yang akan memakmurkan mereka.
Pada tahun 830 M Asbagh bin Wakil seorang barbar Andalus, menundukkan Palermo dan sejak itu Palermo menjadi ibu kota pemerintahan Islam Sisilia, dengan wali pertamanya Abu Fihr Muhammad bin Abdullah. Penaklukkan terus dilanjutkan oleh Ibrahim bin Abdullah yang berhasil menguasai Pantellaria, Eulian, Tindano dan wilayah Val di Mazarra. Fadl bin Ja`far menguasai Messina, Rogusa dan Lentini. Pada tahun 902 M seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab yang setelah menghabiskan waktu dari tahun 827–902 M. Kemudian berdirilah pemerintahan di bawah dinasti yaitu Bani Aghlab, Fathimiyah, Kalbiyah dan Normandia.
Pada masa dinasti Bani Aghlab yang memimpin pada tahun 903-909 M, penduduk Sisilia saat itu berbagai ras dan agama; Islam, Kristen, Yahudi, Bangsa Sisilia, Yunani, Lombard, Arab, Barbar, Persia, Negro. Bangsa Arab menjadi penguasa, mayoritas penduduk muslim adalah keturunan bangsa Barbar, Sisilia dan Arab.
Ketika dikuasai dinasti muslim itu, populasi penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran muslim dari Afrika, Asia, Spanyol dan Barbar. Di setiap kota di Sicila dilengkapi dengan sebuah dewan kota. Pada zaman ini mulai diperkenalkan reformasi agraria. Hal itu dilakukan agar tanah tak cuma dikuasai orang-orang kaya saja. Irigiasi juga mulai diperkenalkan, sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pada abad ke-10 M, Sisilia menjadi Provinsi di Italia yang paling padat dengan jumlah penduduk mencapai 300 ribu jiwa.
Pada tahun 909 M Ali bin Ahmad bin Abi al-Fawaris salah satu gubernur daulah Fathimiyah yang berpusat di Mesir, menggulingkan Ahmad bin Husen gubernur Dinasti Aghlabid yang terakhir. Dalam masa transisi dari Aghlab ke Fatimiyah di Sisilia, juga terjadi pergolakan namun pergolakan di sini bukan karena masalah politik tetapi masalah yang sifatnya agamis yaitu pertentangan antara Syiah dan Sunni. Tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama Fathimiyah bisa mengatasinya.
Gubernur-gubernur dinasti Fathimiyah di Sisilia antara lain Ziyadatullah bin Qurthub, Abu Musa al-Dayf, Salim Rasyid dan Khalil bin Ishaq. Di bawah para gubernur ini, dinasti Fatimiyah membangun peradaban Islam dengan berbagai kemajuan. Gubernur dinasti Fatimiyah yang terkuat adalah Hasan bin Ali al-Kalby keturunan Arab suku Kalb yang kemudian mendirikan dinasti Kalbiyah di Sisilia, namun ia tetap setia kepada Fathimiyah.
Dinasti Kalbiyah berkuasa selama 80 tahun, dari tahum 956-1044. Hasan dapat menaklukkan daerah Kristen di sebelah utara Sisilia , Tormina kemudian merubah nama kota itu menjadi Mu`izziyah sebagai penghormatan terhadap khalifah Fathimiyah Muiz. Sejak tahun 948 M, Khalifah Fatimiyah, Ismail Al-Mansur mengangkat Hassan Al-Kalbi sebagai emir Sisilia. Secara defakto, Emirat Sisilia terlepas dari pemerintahan Fatimiyah di Mesir. Lalu digantikan Emir yang baru bernama Abu Al-Qasim (964 M-982 M). Pada masa kedua emir itu berkuasa, muslim Sisilia bertempur dengan Bizantium. Setelah itu, kekuasaan Islam meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat Islam. Pada 1061 M, Sisilia lepas dari tangan umat Islam
Pada masa dinasti Normandia ini kekuasaan dinasti Islam telah berakhir namun kebudayaan Islam masih berkembang.
1) Rogger I dan II ( 1091 - M)
Walaupun Rogger I dan II beragama Kristen tetapi ia memperlakukan umat Islam dengan baik. Bahkan Rogger II yang beragama Kristen mendapat gelar Mu`taz billah . Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, pejabat negara dan tentara tetap menggunakan orang orang Islam. Rogger I dan II masih mengagumi kehebatan kebudayaan dan intelektual Islam , mahir bahasa Arab, memakai baju kebesaran raja-raja Islam. Kehidupan istana menyerupai kehidupan raja-raja Islam. Menggunakan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi. Mahkamah menyerupai Mahkamah Agung Byzantium tetapi upacara-upacaranya menyerupai Mahkamah Arab. Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat pada zaman Normandia, karena Roger II sangat tertarik dengan matematika, administrasi dan ilmu bumi. karena pada masa ini muncul intelektual muslim yang terkenal al-Idrisi.
Al-Idris Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif , Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol ( 1099-1166), dan belajar di Cordova. Orang barat mengakuinya sebagai seorang ahli geografi, yang telah membuat bola dunia dalam bentuk globe dari bahan perak seberat 400 kilogram yang dilengkapi dengan Kitab Al-Rujari (Roger's Book).untuk Raja Roger II dari Sisilia. Ia ahli geografi dan kartografi terbesar di abad pertengahan. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer. Kemudian Idris membuat kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa. Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Idris juga ahli di bidang ilmu kedokteran, Ia menyusun sebuah buku berjudul al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat, menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.. Beberapa karyanya telah dialih bahasakan kedalam bahasa latin , bukunya sangat populer di daratan Eropa dan telah diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Christopher Columbus, juga menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris sebelumnya.

2) William I dan II
Pada masa Penguasa Dinati Normandia di tangan William I dan II (beragama kristen) umat Islam diperlakukan dengan tidak baik, namun William mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam. Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, dan ia menggelari dirinya dengan al-Musta`iz Billah.

Hubungan konteks sejarah dalam novel Sultan dari Palermo dengan realitas
Sebagaimana telah penulis ungkapkan diatas bahwa novel ini mengambil latarbelakang pulau sisilia dengan sejarah yang tidak jauh berbeda dengan sejarah Sisilia. Garis besar novel ini menceritakan tentang persahabatan antara Raja Roger II dan Al Idris yang merupakan dua tokoh yang hidup pada zaman dinasti Normandia.
            Cerita dimulai dengan pertemuan al-idrisi dengan sultan rujari. Lalu dilanjutkan dengan menceritakan kehidupan pribadi dan keluarga al-idrisi. Kondisi saat itu di pulau sisilia aman dan tenteram walaupun penduduknya mayoritas muslim dan dipimpin oleh orang kristen. Namun kondisi tersebut tidak lama berakhir ketika rujari dipaksa dan dihasut oleh penasihat-penasihatnya yang merupakan titipan baron dan paus untuk menghukum mati penasehat utamanya sekaligus pimpinan utama armada laut yang diprediksikan bakal menggantikan sultan rujari. Sang penasehat utama itu bernama philip al-mahdi yang merupakan seorang muslim yang sebelumnya pindah dari agama kristen.   Para baron dan paus merasakan takut jika setelah sang sultan yang sudah sakit parah itu meninggal dunia dan posisinya akan digantikan philip al mahdi. Jika itu terjadi, maka kekuasaan kristen di pulau itu berakhir. Selain itu, sebenarnya, pihak gereja dan baron menginginkan mengsterilkan pulau itu dari orang muslim. Dari pihak philip  sendiri, dia menyadari bahwa hal ini jebakan agar timbul kemarahan dari pihak muslim dan terjadi pemberontakan akhirnya malah penumpasan oleh pihak gereja. Akibatnya, philip al mahdi tidak melakukan perlawanan. Dia diseret dengan kuda lalu dibakar sampai mati.
            Sebenarnya mayoritas cerita dalam novel ini berkisar pada kehidupan pribadi al idrisi. Pada novel ini digambarkan juga tokoh yang disebut dipercaya yang merupakan salah satu tokoh yang kemudian menyulut peperangan di beberapa daerah kepada para baron dan pihak gereja untuk membebaskan tanah dan perkampungan yang dikuasai para baron yang tamak. Namun tokoh ini, sekarang dikenal oleh orang-orang di sisilia sebagai seorang santa.
            Cerita ini ditutup dengan pembantaian istri muhammad al idrisi oleh salah seorang baron yang dalam sebuah kasus merasa dirugikan. Akhirnya al idrisi karena sedih meninggalkan palermo untuk selamanya menuju ke baghdad. Buku ini ditambah bab terakhir yang menceritakan abad 13 di palermo. Saat itu kaum muslim dan yahudi diusir dengan paksa keluar dari pulau itu.
Novel ini merupakan semata-mata karangan Tarik Ali yang mengambil konteks sejarah dan dijadikan karya fiksinya. Mengingat beliau adalah sejarawan, maka tidak mengherankan beliau bisa menggambarkan dengan begitu jelas sejarah sebenarnya.
Tarik Ali adalah seorang atheis, jadi novel ini hanyalah sebatas pengetahuannya tentang sejarah islam yang terjadi di Palermo.

Kesimpulan
Konteks sejarah dalam novel ini merupakan realita yang terjadi pada masa itu, dimana kaum muslim begitu tentram dengan kepemimpinan Raja Roger II, sampai ketika Roger II meninggal dan terjadi peralihan kekuasaan makan kehidupan yang harmonis itu pun berubah ricuh hingga diusirnya kaum muslim dari tanah Sisilia. Dengan kata lain novel ini dengan jelas menggambarkan konteks sosial pada masa itu. Cerita ini menggambarkan pergolakan politik antara Islam dan dunia Barat yang berlangsung begitu lama. Pelajaran lain yang bisa diambil adalah. Kaum muslimin menaklukkan pulau tersebut setelah terjadinya konflik internal di kalangan orang-orang Kristen. Celakanya, kesalahan yang sama juga dilakukan oleh pihak muslim di Sisilia. Mereka berpecah belah dan salah seorang yang terlibat konflik justru mengundang orang-orang Norman Kristen untuk merebut Sisilia.






DAFTAR PUSTAKA
  • Thohir Ajid, Perbandingan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam), Cet.I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
  •  Hamka, Sejarah Ummat Islam, Jakarta: NV Nusantara, Jilid II 1961.
  •  Ahmad Aziz, A History of Islamic Sicily, Edenburgh: Edenburgh University Press, 1975.
  •  http://alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasandibawah-islam-bagian-1
  • Al-‘Usairy, Ahmad. 2003. Attarihul Islami atau Sejarah Islam, Terj. Rahman Samson. Jakarta: Akbar Medai Eka Sarana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar