Jumat, 14 Maret 2014

THE GIRL OF KOSOVO: ALICE MEAD


Sinopsis novel The Girl of Kosovo
The Girl of Kosovo adalah merupakan sebuah novel yang menceritakan mengenai seorang anak perempuan yang sedang berada di tengah-tengah kondisi peperangan "ethnic cleansing"(pembersihan etnik) oleh pasukan (etnik) Serbia terhadap etnik Serbia. Peperangan yang dimaksud adalah perang Kosovo yang berlangsung pada tahun 1998-1999. Seperti yang ada dalam kutipan:

The war in Kosovo broke out in March of 1999 where fate was to lend a hand in the form of The Girl from Kosovo, and the man known now as Max Lomax, hero and savior was hiding in full view of his enemies.

Pada tahun 1998, militer Serbia mengintensifkan upayanya untuk mengusir etnik Albania (Bosnia) dari Kosovo. Pembersihan etnis memaksa banyak keluarga untuk mencari perlindungan untuk keselamatan di perbukitan dan pegunungan sekitarnya. Tentara-tentara Kosovo berjuang untuk kemerdekaan dan mepertahankan diri di Kosovo. Kesimpulan yang dapat ditemui dari berbagai sumber bahwa cerita The Girl of Kosovo menceritakan mengenai Zana Dugolli, yang merupakan anak yang berumur sebelas tahun yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kondisi peperangan tersebut. Dia tidak bisa berbahasa Rusia maupun Persia (bahasa-bahasa yang digunakan oleh negara tetangga Albania) serta dia selalu khawatir dengan keadaan ibu dan ayahnya, saudara laki-lakinya, peternakan, dan kebun apel milik keluarganya. Dia sudah kehilangan sahabatnya. Pada akhirnya, ayah dan dua saudaranya pun dikabarkan tewas dalam serangan peperangan. Akibat peperangan ini pun, kakinya hancur diakibatkan pecahan peluru.
Namun selain itu juga, novel ini pun mengisahkan juga mengenai peristiwa penting yang telah terjadi melalui rangkaian cerita dalam percakapan antara Nikki dengan orang-orang yang dia temui. Banyak peristiwa sejarah penting yang diceritakan melalui percakapan, terutama mengenai sejarah Kosovo dan segala hal yang berkaitan dengan Kosovo. Jadi yang akan dikemukakan dalam tulisan ini adalah kebanyakan mengenai sejarah perang Kosovo dan sedikit mengenai kutipan yang berhubungan dari cerita pada konteks sejarah.
Cerita dimulai dari Nikki yang kebingungan dengan kejadian yang dia alami, yaitu dia kedatangan seseorang yang bernama Andy. Namun dia sendiri tidak mengetahui secara pasti apa dan siapakah Andy. Dia tiba-tiba datang dan menghampirinya. Andy berbicara mengenai keimanan kepada Nikki. Nikki menyangka hal tersebut adalah merupakan sebuah mimpi, namun pada kutipan ini Nikki mengatakan bahwa itu bukanlah mimpi buruk, dia tidak bisa bangun dari tidur karena dia sudah bangun

Nikita began to cry. At least her tears felt hot, and real in this surreal blackness. Reminding her that this was not a nightmare. Not a nightmare. Even if she screamed she would not be able to wake, because she was already awake.

Berdasarkan pada kisah nyata, Alice Mead, sang penulis mempengaruhi novel tentang tempat dan konflik beserta dia juga membantu orang-orang dalam memahami perang di Kosovo.

Sejarah Perang Kosovo
Pada tahun 1918, tentara Serbia balas dendam. Tentara Serbia membantai wanita, anak-anak, dan menghancurkan rumah para penduduk Kosovo. Kosovo berhasil memerdekakan negaranya dan disaksikan oleh berbagai negara di dunia. Usaha kemerdekaan Kosovo mendapatkan dukungan hampir sepertiga negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan negara yang menolaknya adalah Serbia dan Rusia. A Serbian patriot would be angry if I say Kosova, for that is what we now call the Republic of Kosova which is Albanian.
Pada tanggal 17 Februari 2008, Kosovo memproklamirkan kemerdekaannya dari Serbia. Wilayah yang terletak di Semenanjung Balkan termasuk Serbia, Bosnia Herzegovina, Croatia, Albania, Montenegro, Macedonia, Kosovo beberapa abad lamanya pernah menjadi wilayah kekuasaan Turki Osmany, sehingga kawasan tersebut mayoritas penduduknya agama Islam.
Dibawah pemerintahan Turki Osmany, bangsa-bangsa di Semenanjung Balkan yang berasal dari ernis Illirik Dinarik diperlakukan dengan relative baik, baik muslim maupun non muslim bebas menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Banyak sekali perpecahan-perpecahan wilayah yang terjadi pada saat itu, terdapat pada kutipan:

Then in 1878 there was a treaty made called the Treaty of Berlin, and this was the beginning of the end of the Ottomans because then Serbia, Montenegro and Romania became countries of their own.  Also Bulgaria had a prince, so was called a principality. You see how good I have learnt my lessons Robbie?  Austria and Hungary were in control of Croatia, and then also of Bosnia-Herzegovina. So when 1900 came the Ottoman Empire, which once had covered many, many territories then had a border to Greece, and then borders to very small Montenegro, and Serbia and Bulgaria. Romania then had borders to Bulgaria and Serbia which in turn had borders to Austria-Hungary.”

Sejarah mencatat, jejak peradaban di Kosovo telah ditemukan sejak ribuan tahun lalu. Masyarakat Kosovo kuno dikenal dengan sebutan Dardania. Sumber-sumber sejarah menyebutkan, Kerajaan Dardania telah berdiri di awal abad ke-4 SM.
Sejarawan Roma dan Yunani melukiskan masyarakat Kosovo pada era itu adalah para pekerja keras, murah hati, dan memiliki peradaban yang sudah maju. Raja Longarus, Monunius, dan Bato merupakan penguasa Dardania terkemuka yang kerap berperang dengan bangsa Macedonia. Kerajaan itu pun sering kali memenangkan pertempuran.
Tulisan-tulisan kuno menggambarkan Dardania sebagai sentra produsen perhiasan. Imperium Romawi menaklukan wilayah itu pada akhir abad ke-1 SM. Pada masa kekuasaan Kaisar Alexander Agung, agama Kristen mulai menyebar dan mengakar.
Pada tahun 1190 M, bangsa Serbia di bawah kekuasaan Dinasti Nemanjik meninvasi Kosovo dan menguasai wilayah itu hampir selama dua abad. Kekuasaan Serbia atas Kosovo berakhir ketika pasukan tentara Kerajaan Utsmani atau Ottoman Turki melebarkan sayap kekuasaannya ke wilayah Tenggara Eropa pada 1389 M.
Dalam Perang Kosovo Polje, koalisi tentara Kristen termasuk etnis Albania, Bosnia, dan Hungaria yang dipimpin oleh pangeran Serbia, Lazar Hreeblajanovic, tak mampu membendung gempuran Kerajaan Utsmani. Mulai 14455 M, Dinasti Utsmani secara resmi menguasai wilayah Kosovo. Kehadiran Kerajaan Utsmani telah membawa Kosovo menuju era baru. Seperti yang terdapat dalam kutipan:

Max scanned the sky, keeping a sharp eye on the men, women and children as they crossed the Drina Rivera at a quiet place near Šćepan Polje on the border between Bosnia and Herzegovina, in a small boat that needed three short trips to complete the transaction. 

Seiring jatuhnya Kosovo ke tangan Dinasti Utsmani, etnis Albania yang menyingkir dari tanah kelahirannya ketika Serbia berkuasa kembali pulang ke Kosova. Di bawah kekuasaan Utsmani Turki, orang Albania dan Serbia di Kosovo bisa hidup berdampingan. Beberapa penguasa Serbia di Kosovo pun diberi kesempatan untuk tetap berkuasa di Kosovo namun berada di bawah Sultan Ottoman.
Hampir dua per tiga orang Albania mulai tertarik untuk memeluk agama Islam. Begitu pula dengan orang Serbia banyak juga yang berpindah keyakinan dan menjadikan Islam sebagai agamanya. Kerajaan Turki Utsmani juga tidak pernah memaksa penganut agama lain untuk memeluk agama Islam. Para penganut Kristen dan Yahudi tetap mempunyai hak kepemilikan, namun diharuskan membayar pajak. Pada akhir abad ke-17, orang Serbia secara besar-besaaran meninggalkan Kosovo, seiring kemenangan demi kemenangan yang dicapai tentara Kerajaan Utsmani.
Pada tahun 1912, terjadi Perang Balkan I. Albania digempur oleh tentara koalisi Montenegro, Serbia, Bulgaria, dan Yunani. Etnis Albaria bersekutu dengan Kerajaan Utsmani. Akan tetapi kekuatan musuh lebih kuat, sehingga peperangan dimenangkan oleh pasukan koalisi Serbia. Saat itu penduduk Kosovo yang kebanyakan etnis Albania melarikan diri ke pegunungan.
Tentara Serbia, menghancurkan rumah orang-orang Turki dan Albania. Mereka menjarah, membunuh, Kosovo pun akhirnya jatuh kembali ke tangan Serbia. Pada Konfrensi Duta Besar di London tahun 1912, Inggris memberi kedaulatan kepada Serbia untuk menguasai Kosovo. Ketika Perang Dunia I meletus, Kosovo diduduki pasukan Austria-Hongaria dan Bulgaria. Warga Kosovo etnis Albania pun ikut mendukung pasukan itu melawan Serbia. Sekolah bahasa Albania dibuka untuk mengikis pengaruh Serbia. Pada 1918, tentara Serbia balas dendam. Tentara Serbia membantai wanita, anak-anak, dan menghancurkan rumah penduduk Kosovo.
Setahun kemudian, perdamaian pun tercapai dengan berdirinya negara baru bernama Yugoslavia yang terdiri dari Slovenia, Kroasia, Serbia, Boznia-Herzegovina, Montenegro, dan Macedonia. Pada saat itu, Kosovo kembali berada di bawah sayap Serbia. Saat itu, penduduk Yugoslavia mencapai 12 juta jiwa, 400 ribu diantaranya adalah etnis Albania yang mayoritas beragama Islam.
Setelah terbentuknya Yugoslavia, etnis Serbia dan etnis Albania di Kosovo semakin mengalami pergolakan. Hubungan  kedua etnis tersebut semakin memanas ketika pada tahun 1921, warga etnis Albania di Kosovo meminta Liga Nasional untuk bergabung dengan Albania pada 1921. Mereka menguak keburukan yang telah dilakukan oleh etnis Serbia terhadap orang-orang sekitarnya. Namun pada akhirnya Liga Nasional tidak menggubris permintaan etnis Albania tersebut.
Ketika Perang Dunia II meletus, Albania dikuasai Italia pada 1939. Jerman menguasai Yugoslavia meliputi Serbia serta Macedonia juga Kosovo ketika itu dikuasai oleh etnis Albania, namun wilayah pertambangan yang penting masih dikuasai oleh Jerman. Pada saat itu etnis Serbia berhasil tersingkirkan oleh kedatangan 100 etnis Albania kembali berdatangan ke Kosovo.
Yugoslavia menjanjikan otonomi khusus kepada Kosovo ketika pasca Perang Dunia II. Namun janji tersebut tidak terbukti. Pada tahun 1946, konstitusi tidak menjamin adanya otonomi khusus bagi Kosovo. Akhirnya pemimpin Serbia diperintahkan untuk mundur dari Kosova oleh Presiden Yugoslavia, Josip Bros Tito yang pertama kalinya berkunjung ke Kosovo pada tahun 1967. Kebijakan tersebut memunculkan semangat nasionalisme yang memuncak pada etnis Albani di Kosovo yang semakin bertambah dan begitu pula yang terjadi pada etnis Albania yang dikarenakan mundurnya etnis Serbia. Namun, hal itu tidak terjadi lama ketika sepeninggalnya Tito etnis Albani seperti anak ayam kehilangan induknya.
Gerakan dan tuntutan kemerdekaan Kosovo pun terus disuarakan etnis Albania. Upaya yang pertama kali untuk memerdekakan diri pada 1990 gagal dikarenakan penyerbuan yang dilakukan oleh Serbia. Pertarungan yang tidak seimbang tersebut yaitu antara Serbia dengan geriliyawan Kosovo atau KLA menimbulkan tragedi pembantaian dan pengungsian besar-besaran.
Perang Kosovo yang terjadi pada 1998-1999, pecah pemberontakan orang Albania di Kosovo. Upaya memadamkan pemberontakan tersebut oleh Serbia menyebabkaan banjirnya pengungsi Albania ke wilayah tetangga. NATO tanpa mandat PBB menyerang Serbia. Milosevic menyerah dan Kosovo diberikan dibawah pengawasan internasional. Giliran penduduk Serbia yang dibersihkan oleh KLA secara etnis. Kelompok geriliyawan Albania ini juga menghancurkan banyak peninggalan budaya Serbia di Kosovo sebagai penghapusan jejak Serbia. Tujuan utama KLA sendiri adalah menggabungkan Kosovo dan berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni orang Albania ke dalam suatu Negara Albania Raya. NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat mengusir Serbia dengan serangan udara selama 78 hari. Kosovo kemudian berada di wilayah perlindungan PBB dan NATO.
Usaha kemerdekaan Kosovo kali ini mendapat dukungan hampir sepertiga negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan negara yang menolaknya adalah Serbia dan Rusia. Sejak tanggal 4 Februari 2003 negara Yugoslavia bernama Serbia Montenegro.

Hubungan Antara Cerita Novel The Girl of Kosovo dengan Sejarah Kosovo
Alice Mead, si penulis terinspirasi menulis novel yang berjudul The Girl of Kosovo dari kejadian peperangan antara etnis Albania dengan etnis Serbia di Kosovo yang pada saat itu juga kemerdekaan Kosovo didaulatkan. Dalam sumber lain yang ditemukan, Alice Mead menulis novel tersebut diperuntukkan bagi pembaca yang ingin mengetahui peristiwa di Kosovo.
Banyak cerita yang menyelipkan mengenai peristiwa penting yang berhubungan dengan sejarah Kosovo. Dalam novel ini, kebanyakan menceritakan mengenai sejarah yang disampaikan dengan penceritaan dalam percakapan yang dilakukan oleh Nikki. Jika dihubungkan dengan pengaruh novel terhadap kehidupan sosial, maka menurut saya novel ini menceritakan mengenai segala sesuatu yang terjadi dan berhubungan dengan Kosovo serta mengenai peperangan antara etnis Albania dengan etnis Serbia, dan dalam sumber lain yang saya temukan bahwa Alice Mead menulis novel ini diperuntukan bagi pembaca yang ingin mengetahui peristiwa di Kosovo dan pendaulatan kemerdekaan Kosovo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar