Alasan utama saya mengangkat tema ini adalah ketertarikan
saya terhadap pengarang yang menampilkan perempuan sebagai tokoh sufi yang
sejarah kehidupannya dan dikaitkan dengan tokoh sufi terkenal sepanjang masa,
Jalaludin Rumi atau yang secara singkat dipanggil Rumi adalah hal esensial yang
ingin ditunjukkan pengarang. Selama ini, seperti yang kita ketahui, sangat
jarang ada sebuah karya sastra yang mengangkat karakter perempuan dalam
tema-tema bersifat sufistik. Jika berbicara mengenai hal ini maka tidak bisa
dilepaskan dari teori-teori mengenai karya yang melibatkan perempuan sebagai
pengarang maupun sebagai karakter dalam suatu karya. Salah satu tokoh yang
menyinggung mengenai hal ini adalah Mary Wollstonecraft. Ia mendekonstruksi
deskripsi karakter perempuan dalam banyak karya ‘picisan’ yang dibuat oleh
pengarang laki-laki. Mary menentang seluruh gambaran negatif yang
mendiskreditkan peran perempuan yang selalu ada di bawah dominasi kaum pria.
Namun, sebelum beranjak ke teori dan berbagai penjelasannya, pada awal tulisan akan terlebih
dahulu menyinggung sedikit mengenai unsur ekstrinsik yang menjadi subtansi
dasar dalam novel ini.