Di dalam buku ini Annemarie Schimmel menggambarkan sosok Jalaluddin Rumi yang selalu
menjadi pusat perhatian dunia. Pada bagian awal, Schimmel menjelaskan tentang perjalanannya
menuju tempat pemakaman Rumi yakni Konya. Disana makam maulana disebut dengan
Yesil Turbe (kubah hijau). kemudian Schimmel menceritakan tentang pertemuan
pertama maulana dengan seorang darwis yag bernama Syamsuddin Tabriz. Bagi Rumi
syams merupakan matahari yag luar biasa yang mengubah aseluruh hidupnya, membakarnya, membuatnya menyala, dan
membawanya kedalaman cinta yang sempurna. Jalaludin dan syams tidak terpisahkan
lagi dan menurut riwayat selama berbulan-bulan dapat berthana hidup tanpa
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia ketika mereka bersama-sama menuju cinta
tuhan. Suatu hari syams dikabarkan menghilang. Jalaluddin merasa patah hati
karena berpisah denga mataharinya. Saat itu jalaludin bingung dan kahirnya ia
menuliskan syair-syair.
Minggu, 02 Februari 2014
Rabu, 22 Januari 2014
Sinopsis Novel "Paradise" Karya Abdulrazak Gurnah
Judul :
Paradise
Judul Asli :
Paradise
Penulis : Abdulrazak Gurnah
Penerjemah :
Rika Iffati Farihah
Tahun terbit :
Februari 2007
Penerbit :
HIKMAH, Bandung
Jumlah halaman :
387
Synopsis
Suatu hari di
Afrika Timur, di usianya yang kedua belas, Yusuf harus pergi meninggalkan
keluarganya. Dia digadaikan sebagai budak kepada Paman Aziz, seorang saudagar,
untuk menjamin utang ayahnya. Kemudian dia dipercaya ikut sang Saudagar
berkelana dengan rombongan caravan dagangnya untuk berdagang. Perjalanan
melintasi benua Afrika yang penuh keindahan surgawi itu tak berjalan mulus.
Pergolakan kekuasaan yang saat itu terjadi membuat rombongan karavannya harus
berhati-hati. Yusuf yang muda dan belum berpengalaman belajar tentang kehidupan
ketika memasuki dunia yang penuh dengan peperangan dan kebencian antarsuku,
agama, takhayul, wabah dan perbudakan anak. Masing-masing suku punya aturan dan
karakter sendiri-sendiri, seperti diungkapkan salah seorang rombongan caravan
terhadap orang-orang suku barbar “untuk menjadi pendekar penuh, mereka harus
berburu singa dan membunuhnya, lalu memakan kemaluannya. Tiap kali mereka
memakan sebuah penis, mereka boleh menikahi seorang perempuan,dan semakin
banyak penis yang mereka makan,semakin terpandanglah mereka dikalangan
orang-orang sebangsanya”, “demi Allah aku mengatakan yang sebenarnya, dan
setiap kali mereka membunuh seorang manusia, mereka memotong salah satu bagian
tubuhnya dan menyimpanya dalam kantong khusus”.
Jumat, 06 Desember 2013
Hakikat Manusia Dalam Matsnawi Jalal al-Din al-Rumi
“Karena
itu, sementara dalam bentuk engkau adalah mikrokosmos,
pada
hakikatnya engkau adalah makrokosmos.
Tampaknya
ranting itu tempat tumbuhnya buah
padahal
ranting itu tumbuh justru demi buah.
Kalau
bukan karena mengharap dan menginginkan tubuh,
betapa
pekebun itu akan menanam pohon.
Jadi
sekalipun tampaknya pohon itulah yang melahirkan buah
(Tapi)
pada hakikatnya (justru) pohon itulah yang lahir dari buah.”
(The
Mastnawi 4:30)
Maulana
Jalaluddin Rumi al-Balkhi adalah seorang arif besar. Beliau lebih dikenal
dengan Maulawi Rumi, dan merupakan sastrawan Persia abad ke tujuh Hijriah.
Salah satu karya masterpiece-nya adalah Matsnawi, yang isinya membahas
tentang banyak hal. Dalam buku Menapak Jalan Spiritual, Murtadha
Muthahhari mengatakan, “Matsnawi merupakan samudra filsafat dan irfan, yang
sarat dan penuh dengan berbagai hal yang pelik yang bersifat spiritual, sosial
dan irfan.”
Minggu, 01 Desember 2013
Beragam Tafsir Sastra Islam

Sastra Indonesia, ilustrasi
Oleh Afriza Hanifa
REPUBLIKA.CO.ID, Kebudayaan, kesenian, dan kesusastraan Islam ialah manifestasi rasa, karsa
cipta, dan karya manusia dalam mengabdi kepada Allah.
Ketika Cinta Bertasbih, Ayat-Ayat Cinta, Negeri 5 Menara, 99 Cahaya Langit Eropa, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan Hafalan Shalat Delisa merupakan contoh beberapa novel fiksi Islami yang beberapa waktu terakhir menjadi bestseller di Indonesia. Sebagiannya bahkan difilmkan di layar lebar. Namun, novel hanyalah satu dari beragam jenis karya sastra. Pada masa lalu, sastra bernapaskan Islam lebih mendapat tempat dalam perkembangan masyarakat. Sastrawan Muslim mengambil banyak bagian dalam sejarah sastra Indonesia. Sebut saja, Hamzah Fansuri, Nuruddin ar-Raniri, Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Hamka.
Ketika Cinta Bertasbih, Ayat-Ayat Cinta, Negeri 5 Menara, 99 Cahaya Langit Eropa, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan Hafalan Shalat Delisa merupakan contoh beberapa novel fiksi Islami yang beberapa waktu terakhir menjadi bestseller di Indonesia. Sebagiannya bahkan difilmkan di layar lebar. Namun, novel hanyalah satu dari beragam jenis karya sastra. Pada masa lalu, sastra bernapaskan Islam lebih mendapat tempat dalam perkembangan masyarakat. Sastrawan Muslim mengambil banyak bagian dalam sejarah sastra Indonesia. Sebut saja, Hamzah Fansuri, Nuruddin ar-Raniri, Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Hamka.
Pencitraan Allah dalam Syair-Syair Hamzah Fansuri
Sosok dan karya intelektual Hamzah Fansuri terus menerus menjadi
perbincangan hangat di kalangan para pengkaji dan pemerhati sufis, sejarah
Islam di Nusantara, dan sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia.
Sekalipun, dimunculkan dalam sosok yang dianggap kontroversial karena
pandangan-pandangan atau cara mengekspresikan pandangannya yang berbeda, namun
Hamzah Fansuri tetap memiliki akar sejarah dan intelektual dalam pararelisme
sejarah dan intelektual Islam Indonesia.
Di
bawah ini
disajikan tulisan yang ditulis oleh Nab Bahany AS tentang
“Eksistensi Allah dalam
Syair-Syair Hamzah Fansuri”. Di dalamnya konsepsi Allah dari Hamzah Fasuri
dibedah dari berbagai segi, dan hasilnya adalah konsepsi Allah dari Hamzah
Fansuri tetaplah monoteistik dan tidak keluar dari ajaran Islam mainstream.
“Eksistensi Allah" dalam Syair Hamzah Fansuri
Nab Bahany As
Banyak dari kalangan Sejarawan, Sastrawan, dan Budayawan di berbagai belahan dunia yang menaruh minat untuk mengkaji perkembangan sejarah sosial intelektual Islam di Nusantara. Berbagai dinamika intelektual dan pergulatan sosial-budaya dalam perjalanan sejarah Islam di Nusantara dari zaman ke zaman ini memiliki daya tarik, akar sejarahnya sendiri, dan "semangat zaman"nya sendiri. Di antara tokoh Sufi dan Sastrawan terkenal di Nusantara (dan dunia Melayu) adalah sastrawan klasik dan ulama sufi terkenal dari Aceh, yakni Syeihk Hamzah Fansuri (1607). Dalam sejarahnya ia dikenal sebagai tokoh pelopor lahirnya kesusastraan Melayu Indonesia. Mengenai identitas Syeikh Hamzah Fansuri, sebuah syair yang disusunnya menyebutkan:
Engkau Bersama Sang Sahabat Sekarang
Aku Berharap,
Aku mampu menunjukkan kepadamu,
Ketika engkau kesepian, atau berada dalam kegelapan
Cahaya Mempesona Wujudmu Sendiri
(Hafidz al-Syirazi)
Pada penggalan puisi di atas, Hafidz menggambarkan sebagian persiapan yang dibutuhkan untuk "Perjalanan Cinta" ruhaniyah, yakni sahabat (atau lebih utamanya adalah mursyid [sang guru]. Tanpa kehadiran sang guru, yang juga memosisikan diri sebagai sahabat, perjalanan menuju Sang Kekasih, akan sangat mungkin tidak terarah, terjal, dan tersesat. Oleh karena itu, keberadaan sang guru diperlukan sebagai pembimbing dan penunjuk jalan. Pada bagian lain, Dia mendesak kita untuk membuang perilaku-perilaku negatif yang telah menjadi kebiasaan dan sifat-isfat yang tidak perlu, yang hanya akan membebani diri kita. Untuk melakukan perjalanan ini, kita harus ringan, senang dan bebas untuk menari (menapaki perjalanan Cinta menuju sang Khalik)
Sumber:
- Daniel Ladinsky, Hafidz: Aku Mendengar Tuhan Tertawa, Surabaya: Risalah Gusti, 2005.
Selasa, 01 Oktober 2013
Potret Sastra Muslim Kita Kini
Tulisan di bawah ini sangat menarik dan menggelitik untuk dicerna dan dikritisi. Di dalamnya digambarkan bagaimana ironi dialaketis antara variasi identitas yang dimiliki oleh pengkaji (sastra) telah memberikan variasi persepsi dan intertpretasi ketika melihat ajaran Islam dan ekspresi pencapaian intelektualitas dan kultural dari kalangan Muslim. Selamat mencerna tulisan di bawah ini.
Sastra Islam Kita Kini
Oleh: Budi P Hatees.
Para sastrawan kita, yang namanya selalu diapungkan setiap kali dibicarakan tentang sastra religius bernafas Islam, senantiasa sibuk menulis karya sastra dengan teks-teks yang selalu tentang negasi hitam dengan putih. Hitam melambangkan jalan kejahatan dan putih simbol dari jalan Allah.
Senin, 22 April 2013
Membaca Ulang Dunia Timur Lewat Karya Najib Kilani dalam "Melodi Kaki Langit"

Sumber Gambar:
http://www.bukukita.com/Buku-Novel/Spiritualitas/105047-Melodi-Kaki-Langit.html
Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah hasil pengejawatahan berpikir kreatif-imajinatif seorang pengarang atas realitas sosial yang terjadi di sekelilingnya, baik yang memiliki hubungan sebab akibat langsung terhadap dirinya maupun yang terjadi di luar dirinya dan dituangkan dalam media yang dikehendakinya pula. Ia juga terkait dengan proses pengelolaan pengembaraan emosional dan imajinasi terhadap segala yang dirasa dan dialami dalam kehidupan fisik dan batinnya. Begitu pula dengan ide dan gagasan pengarang. Bersandar pada teori mimetik dan atau homologus, imajinasi pengarang lahir dari kondisi sosial yang dialami oleh pengarang itu sendiri, maka dari itu karya sastra yang dibuat seorang pengarang tentunya bersandar dan mencerminkan pada kenyataan sosial pada saat karya itu dibuat. Jika karya tersebut lahir dalam kondisi sosial yang baik maka karya sastra yang dihasilkannya akan baik pula, dan jika karya sastra tersebut lahir dalam kondisi sosial yang buruk maka karya sastra yang lahir akan buruk pula. Karya sastra dapat diposisikan sebagai representasi dari nilai, norma, dan tata perilaku dari masyarakat yang mengitarinya.
Sebuah karya sastra juga memiliki peran yang penting dalam masyarakat, selain merupakan refleksi dari kondisi sosial masyarakat, karya sastra juga memiliki kemampuan untuk menggugah perasaan orang lain untuk berpikir tentang kehidupan dan permasalahannya. Membangun sebuah konsep pemikiran melalui karya sastra ternyata mampu memberikan ruang kepada para pembaca untuk menelisik karya itu tidak hanya mengenai struktur dalam pembangunnya namun juga segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala kemasyarakatan yang melingkupinya. Berbagai ideologi kemudian ditawarkan, salah satunya adalah wacana orientalisme yang dibangun Barat, yang kemudian membentuk konsep Barat yang dinamis dan Timur yang statis. Konsep Timur bukan lagi hanya menjadi bentukan letak geografis melainkan juga menjadi bentukan secara kultural, bahwa yang disebut Timur adalah konsep semua yang ada diluar peradaban Barat. Konsep Timur adalah sesuatu yang misterius namun juga segala sesuatu itu masih orisinil sehingga lebih dekat pada konsep surgawi. Dengan konsep itu pula muncul wacana East as the Paradise.
Kompleksitas Sosial-Budaya Yang Mengitari Perkembangan Sastra Muslim Modern di Wilayah Afrika
Sebagai salah satu produk budaya manusia, sastra dalam
perkembangannya tentu senantiasa mengiringi perubahan dan perkembangan
masyarakat pendukungnya. Kelahiran sastra di mana dan kapan pun berada tidak
dapat dilepaskan dari masyarakat pembacanya. Kebermaknaan sebuah karya sastra
lahir akibat adanya resepsi dari pembaca. Masyarakat pembaca dalam hal ini akan
bisa melakukan resepsi maupun apresiasi, bila karya sastra itu menampilkan
sesuatu yang tidak jauh dan asing dari kehidupan mereka, karena medium sastra,
baik lisan atau tulis, adalah bahasa dan bahasa itu sendiri merupakan produk
sosial. Tidaklah berlebihan, bila ada yang menyatakan bahwa karya sastra adalah
sebuah “dokumen,” kesaksian tentang suasana hati dan pikiran masyarakat dan
zaman penciptaannya (Taufik Abdullah, 1991: 45). Dengan demikian, bila
masyarakat pendukungnya selalu dalam proses evolusinya maka tidaklah bisa
diandaikan bahwa karya sastra yang dilahirkan atau yang mengawalnya tidak
mengalami evolusi perkembangannya.
Selasa, 06 November 2012
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME EROPA ATAS DUNIA ISLAM
Kemunduran Tiga Kerajaan Besar Islam (1700-1800 M)
Awal kemunduran dunia Islam terjadi saat jatuhnya
kota Baghdad (pusat kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan) pada tahun
1258 M oleh Bangsa Mongol. Serangan ini mengakhiri kekhalifahan Bani Abbasiyah di Baghdad. Wilayah
kekuasaan Abbasiyah pun terpecah menjadi negara-negara kecil yang independent atau dikenal dengan muluk al-thawaif.
Akibatnya kekuatan kekhalifahan umat Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran luar biasa. Keruntuhan Dinasti Abbasiah ini merupakan akhir dari periode klasik dari sejarah Muslim. Tonggak keruntuhan Baghdad pun menandai mulainya periode pertengahan sejarah Islam yang membentang dari tahun 1258 - 1800 M
Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam di antaranya dikarenakan dua faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib; Kedua, adanya serangan dari bangsa Mongol yang telah menghancurkan beberapa negara Islam; ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil. b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga, membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa (Ajid Thohir, 2004: 153).
Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam di antaranya dikarenakan dua faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib; Kedua, adanya serangan dari bangsa Mongol yang telah menghancurkan beberapa negara Islam; ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil. b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga, membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa (Ajid Thohir, 2004: 153).
Selasa, 02 Oktober 2012
Menelusuri Pesona Baghdad Masa Keemasan melalui "The Thief of Baghdad" Karya Alexander Romanoff

Ringkasan The Thief of Baghdad
Berawal dari kisah seorang pencuri yang memiliki akal pikiran yang
cerdik, cerdas dan lumayan licin di kota Baghdad yang bernama Ahmad. Dia adalah
seorang pencuri yang benar-benar professional sehingga istana kerajaan pun
dapat ia masuki dengan mudahnya. Ahmad memiliki watak beberapa watak jelek
seperti periang, usil, dan sombong. Ia memiliki pikiran bahwasanya ia dapat
hidup dikarenakan oleh dirinya sendiri dan tanpa bantuan dari satu hal pun tak
terkecuali dengan Allah. Ia berteman dengan seekor burung yang selalu
membantunya dalam usaha-usaha pencurian yang ia langsungkan. Sampai pada suatu
ketika ia merencanakan tindak pencurian kedalam istana bersama si burung
tersebut, namun di dalam istana ia bertemu dengan seorang putri yang amat
cantik dan menawan bernama Zubaedah, ia adalah putri dari khalifah di istana
tersebut. Ternyata pertemuan itu membuat Ahmad jatuh cinta terhadap Zubaedah
sampai-sampai ia menggagalkan usaha pencurian yang akan ia langsungkan
dikarenakan hal itu.
Senin, 01 Oktober 2012
RUMI: KERENDAHAN HATI
KERENDAHAN HATI
ADALAH GURU PARA GURU
Kerendahan-hatian bisa melampaui segala pendakian
tahap demi tahap!
ia adalah pintu yang tak terkunci
karena semua telah diserahkan kepadanya!
adalah kotor, dia yang memeperturutkan kedirian
dan sucilah ia yang mengikuti akal.
sedangkan kerendah-hatian berarti
mendirika tenda di sisi lain dari keduanya
Sabtu, 15 September 2012
Konvensi Puitis Persia: Hafidz
Konvensi-Konvensi Puitis Persia
Sastra Muslim masa klasik pada masa awal menunjukkan dominasi Bahasa Arab sebagai "bahasa dunia sastra Muslim". Hal ini disebabkan banyak faktor, yakni a) al-Qur'an turun dalam bahasa Arab, b) para penguasa politik yang menguasai dunia Arab dan non-Arab berasal dari kalangan Arab (khususnya Quraish), sehingga bahasa resmi negara pun adalah bahasa Arab, didasarkan pada determinasi dan hegemoni bangsa Arab. Hal ini berlaku sejak jaman Khulafa al-Rasyidun, masa Umayyah, dan masa Abbasiah awal; c) terkait dengan penyebaran bahasa [dan budaya] Arab, Bani Umayyah memiliki peranan penting, karena kekuasaan Bani Umayyah melakukan Arabization yang intensif, sehingga beberapa wilayah seperti Palestina, Iran, Mesir, dan Afrika Utara banyak yang terarabkan, baik dari segi bahasa maupun budaya.Senin, 03 September 2012
Rumi: Memahami Makna
Memahami Makna
Jalal al-Din al-Rumi
Seperti bentuk dalam sebuah cermin,
kuikuti wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala Tuhan tertawa, maka aku pun tertawa.
dan
Manakala Tuhan gelisah,
menjadi gelisahlah aku
Jumat, 31 Agustus 2012
Rumi: Sadarlah Akan Diri Sendiri
Sadarlah Akan Diri Sendiri
Jalal al-Din al-Rumi
Duhai Sana'i!
Jika Kau tak menemukan seorang kawan,
maka jadilah kawan bagi diri sendiri!
Di Dunia ini,
setiap orang memiliki kewajiban masing-masing!
Penuhilah kewajibanmu sendiri!
Rumi: Tuhan adalah Cahaya
Tuhan Adalah "Cahaya"
Jalal al-Din al-Rumi
Kita adalah kegelapan dalam rumah
dan Tuhan adalah Cahaya.
Rumah itu menerima cahaya dari Matahari
yang dalam perjalanannya akan bercampur
dengan bayang-bayang
Kamis, 30 Agustus 2012
Taufik Abdullah, "Barangkali benar, sejarah itu tidak adil"
Proklamasi membedakan dengan tajam
antara pahlawan dengan penghianat.
Mengapa sejarah mengagung-agungkan seorang tokoh
dan seakan-akan membunuh tokoh lain?
Barangkali benar, sejarah itu tidak adil.
Mengapa sejarah mencatat suatu peristiwa
atau mengagung-agungkan seorang tokoh,
tetapi melupakan peristiwa lain
dan seakan-akan membunuh tokoh lain?
(Taufik Abdullah, Refleksi Tempo, Agustus 1987)
Selasa, 28 Agustus 2012
Selembar Undangan Ilahi: Hafidz
Selembar Undangan Ilahi
---- Hafidz al-Syirazi---
Engkau telah diundang untuk menemui sang Sahabat
Tak seorang pun mampu menolak undangan Ilahi
Hanya dua pilihan tersisa untuk kita sekarang:
Kita penuhi undangan Tuhan,
Bergegas untuk menari
atau
Dibawa di atas usungan
menuju Bangsal-Nya.
Senin, 21 Mei 2012
Al-Qur’an in an Unbeliever’s House
By: Abu Muhammad ‘Abd al-Wahhab al-Maliki (?–1031)
"Baghdad is a fine home for the wealthy,
but an abode of misery and distress for the poor.
but an abode of misery and distress for the poor.
I walked among them in dismay
as though I were a Qur’an in an unbeliever’s house."
as though I were a Qur’an in an unbeliever’s house."
Jumat, 18 Mei 2012
Sami' Yusuf: Sepenggal Biografi

Performing at Royal Concert Hall Glasgow, April 2006
Wikipedia menulis bahwa “Sami Yusuf is a British singer-songwriter, composer, producer and multi-instrumentalist musician of Azerbaijan origin.” Ini berarti bahwa Sami Yusuf diakui sebagai “a British Singer-Songwriter”. Terlahir dengan nama Siamak Radnamish, Sami Yusuf lahir dari sebuah keluarga etnis Ezeri (Tabrizi), di Teheren-Iran, pada tanggal 19 Juli 1980. Ia dilabeli sebagai salah seorang musisi, penulis lagu, penyanyi, komposer, dan produser Inggris-Iran. Sekalipun lahir di Teheran, namun sejak umur tiga tahun ia sudah tinggal di London, Inggris. Ayahnya adalah salah seorang penyair besar Iran, yang telah menulis banyak syair tentang Iran, termasuk lirik untuk tim sepakbola Iran. Saudaranya pun ada yang menjadi seniman, yang seringkali dilibatkan pada waktu Sami menyusun lirik-liriknya.
Langganan:
Postingan (Atom)